Logo Bloomberg Technoz

Saham-saham yang menguat dan menjadi top gainers di antaranya saham PT Wahana Pronatural Tbk (WAPO) yang melesat 34,6%, saham PT Multi medika Internasional Tbk (MMIX) melonjak 34%, dan saham PT Mulia Boga Raya Tbk (KEJU) melejit 24,6%.

Sedangkan saham-saham yang melemah dan menjadi top losers antara lain PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) yang jatuh 13%, PT Bank Artha Graha Internasional Tbk (INPC) ambruk 13%, dan PT Bumibenowo Sukses Sejahtera Tbk (BBSS) anjlok 12,9%.

Pada siang hari ini, sejumlah Bursa Saham Asia justru terpeleset di jalur merah. Nikkei 225 (Tokyo), Topix (Jepang), SENSEX (India), Weighted Index (Taiwan), Shenzhen Comp. (China), Ho Chi Minh Stock Index (Vietnam), Hang Seng (Hong Kong), Kospi (Korea Selatan), dan SETI (Thailand), yang tertekan dan melemah masing-masing mencapai 0,96%, 0,60%, 0,48%, 0,37%, 0,32%, 0,24%, 0,24%, 0,22%, dan 0,09%.

Berseberangan dengan tren negatif tersebut, Straits Time (Singapura), IHSG (Indonesia), KLCI (Malaysia), dan Shanghai Composite (China) yang berhasil menguat 0,64%, 0,62%, 0,59%, dan 0,21%.

Mencermati sentimennya, Tim Research Phillip Sekuritas memaparkan, investor mengurangi posisi mereka di tengah ketidakpastian di penghujung tahun 2024 ini. 

“Indeks KOSPI di Korea Selatan tidak bernasib baik karena dihadang oleh badai ketidakpastian politik belakangan ini sehingga jatuh 9,63% tahun ini, terburuk di Asia,” tulis Phillip Sekuritas.

Konferensi Pers Peresmian Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia tahun 2024 (Bloomberg Technoz/Pramesti)

Gejolak politik terus berlanjut di Korea Selatan ketika pihak penegak hukum meminta surat perintah pengadilan pada hari Senin untuk menahan Presiden Yoon Suk Yeol yang dimakzulkan. 

Mereka sedang menyelidiki apakah dekrit darurat militer yang dikeluarkan Presiden Yoon Suk Yeol pada tanggal 3 Desember adalah sebuah aksi pemberontakan.

Selain itu, Korea Selatan juga menyaksikan kecelakaan penerbangan paling mematikan pada hari Minggu yang merenggut 179 nyawa ketika sebuah pesawat Jeju Air menabrak dinding di Bandara Internasional Muan.

Kemudian, menyambut tahun 2025, Bursa Saham akan dihadapi ekspektasi kebijakan Presiden AS Terpilih Donald Trump seperti deregulasi, pemangkasan pajak, kenaikan tarif dan imigrasi yang ketat akan mendongkrak pertumbuhan dan tekanan inflasi sehingga imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS akan tetap tinggi.

(fad/wep)

No more pages