Kepala negara pun meminta Indonesia untuk menambah penanaman pohon kelapa sawit, meski belakangan kerap dituduh melakukan deforestasi.
"Dan saya kira ke depan kita harus tambah tanam kelapa sawit, gak usah takut apa itu katanya membahayakan apa itu deforestasi namanya, kelapa sawit ya pohon ya, kan," ujar Prabowo.
Sebelumnya, Indonesia sendiri sebelumnya memang diterpa isu penghambatan ekspor sawit dengan adanya kebijakan European Union on Deforestation-free Regulation (EUDR) atau UU Antideforestasi.
UU tersebut meminta segala produk yang masuk ke Uni Eropa harus dipastikan bebas dari deforestasi dan tidak mempengaruhi kelestarian hutan.
Akibatnya, ada sejumlah komoditas yang dinilai menyebabkan deforestasi di antaranya sawit, kopi, daging, kayu, kakao, kedelai dan karet.
UU tersebutpun mendapat penolakan besar dari negara-negara raksasa pertanian, seperti Brasil dan Indonesia, serta negara-negara Uni Eropa, seperti Austria dan Finlandia.
Namun belakangan, Uni Eropa sepakat untuk menunda UU tersebut selama 1 tahun ke depan. Sehingga, rantai pasokan komoditas global mulai dari kopi hingga daging sapi punya lebih banyak waktu untuk bersiap-siap.
Kesepakatan yang dicapai dengan para anggota parlemen pada Selasa (3/12/2024) lalu itu pun membuat gejolak beberapa bulan terakhir bagi salah satu rencana lingkungan hidup Uni Eropa yang paling luas jangkauannya hampir berakhir.
(ain)
