Setelah saham SMGR, menyusul Perusahaan konsumen, yaitu saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) yang juga mengalami kejatuhan harga mencapai 44,61%.
Salah satu sebab anjloknya saham UNVR yang begitu masif adalah efek langsung dari cerminan fundamental dan sentimen negatif di pasar terhadap perusahaan. Dengan mencatatkan kinerja yang jauh di bawah ekspektasi.
Diperberat akibat kampanye pemboikotan produk hasil dari eskalasi geopolitik terkait konflik Israel-Palestina yang semakin dipertegas oleh Fatwa MUI, menyebabkan pelanggan beralih ke produk lain.
Ditambah lagi juga imbas sentimen divestasi unit bisnis es krim kepada PT The Magnum Ice Cream Indonesia, menjual segmen usaha es krimnya tersebut senilai Rp7 triliun.
Selanjutnya, saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) masuk dalam tiga besar jajaran saham LQ45 yang paling anjlok kinerja harga sahamnya. Saham BUKA di sepanjang tahun 2024 tercatat kehilangan 42,59% point-to-point.
Saham Bukalapak juga tercatat banyak diobral, dan dijual investor asing, dengan nilai net sell mencapai Rp691,2 miliar di sepanjang 2024. Di mana salah satunya adalah API (Hong Kong) Investment Limited.
Dalam laporan harian kepemilikan saham Bloomberg, API (Hong Kong) Investment Ltd., sudah tidak lagi mengoleksi atau berinvestasi pada saham BUKA dari modal ditempatkan dan disetor penuh hingga kepemilikannya tercatat nihil (0).
Berikut daftar 10 saham LQ45 dengan kinerja terboncos, dan paling ambles di sepanjang tahun 2024,
- PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), melemah 47,21%
- PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), melemah 44,61%
- PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), melemah 42,59%
- PT Mitra Pack Tbk (PTMP), melemah 41,51%
- PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), melemah 39,81%
- PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK), melemah 34,58%
- PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), melemah 32,19%
- PT Barito Pacific Tbk (BRPT), melemah 31,41%
- PT Gudang Garam Tbk (GGRM), melemah 30,75%
- PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA), melemah 30,31%
(fad/aji)