Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Makanan bergizi adalah kunci utama dalam mendukung tumbuh kembang anak, terutama di daerah dengan akses terbatas terhadap sumber makanan tertentu. Baru-baru ini, diskusi mengenai penggunaan susu, telur, dan daun kelor sebagai sumber gizi alternatif semakin mengemuka. Mana yang sebenarnya lebih baik untuk mendukung kebutuhan nutrisi anak?

Nutrisi Susu: Pilihan Utama dalam Program Gizi

Susu sapi./Bloomberg-Andrey Rudakov

Susu adalah sumber protein dan kalsium yang sangat penting, terutama dalam program makan bergizi gratis. Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menjelaskan bahwa pemberian susu difokuskan di daerah sentra sapi perah. Di wilayah lain, alternatif seperti telur dan daun kelor digunakan untuk memenuhi kebutuhan protein dan kalsium.

Dalam satu gelas susu sapi, terkandung sekitar 8,14 gram protein. Selain itu, susu juga mengandung vitamin D, yang membantu penyerapan kalsium lebih efektif, serta berbagai mineral penting lainnya. Namun, pemberian susu juga perlu mempertimbangkan risiko intoleransi laktosa, yang cukup sering terjadi pada anak-anak Indonesia.

Telur: Sumber Protein yang Efektif dan Terjangkau

Telur ayam. (Sumber: Bloomberg)

Jika susu tidak tersedia, telur menjadi pilihan yang lebih praktis dan efektif. Satu butir telur rebus mengandung sekitar 6,3 gram protein, mendekati jumlah protein dalam susu. Telur juga memiliki keunggulan dalam hal ketersediaan dan harga yang relatif murah.

Menurut Daisy Irawan, seorang peneliti pangan, protein dalam telur mudah diserap oleh tubuh, sehingga cocok untuk semua kelompok usia, dari bayi hingga lansia. Dengan konsumsi rutin, telur dapat menjadi solusi sederhana namun sangat efektif dalam memenuhi kebutuhan protein anak-anak.

Daun Kelor: Alternatif dengan Keterbatasan

Ilustrasi Daun Kelor (Envato/wirestock)

Daun kelor sering dipuji sebagai "superfood" karena kandungan gizinya yang tinggi. Namun, ketika digunakan sebagai sumber protein dan kalsium, daun kelor memiliki keterbatasan. Daisy Irawan menjelaskan bahwa metode analisis gizi, seperti Kjeldahl, menunjukkan bahwa kandungan protein daun kelor tidak sebanding dengan susu atau telur.

Selain itu, daun kelor memiliki serat kasar yang dapat mengurangi penyerapan nutrisi oleh tubuh. Meskipun kaya akan kalsium, penggunaannya sebagai pengganti susu dinilai kurang efektif jika tidak dikombinasikan dengan sumber protein lainnya.

Perbandingan Nutrisi: Susu, Telur, dan Daun Kelor

Berikut adalah ringkasan perbandingan nutrisi antara susu, telur, dan daun kelor:

  • Susu: Mengandung protein tinggi (8,14 gram per gelas) dan kalsium yang mudah diserap tubuh. Namun, harus hati-hati pada anak dengan intoleransi laktosa.

  • Telur: Sumber protein yang hampir setara dengan susu (6,3 gram per butir) dan mudah diserap oleh tubuh. Terjangkau dan cocok untuk segala usia.

  • Daun Kelor: Kaya akan kalsium, tetapi kandungan proteinnya jauh lebih rendah dan sulit diserap tubuh jika dibandingkan dengan susu dan telur.

Solusi Gizi Berbasis Lokal

Daisy menyarankan untuk memaksimalkan sumber daya lokal dalam memenuhi kebutuhan gizi anak-anak. Alternatif seperti tahu, tempe, kacang-kacangan, susu kambing, dan jamur pangan yang mudah dibudidayakan di Indonesia dapat menjadi solusi. Kombinasi berbagai bahan makanan ini akan memberikan manfaat gizi yang lebih seimbang dibandingkan hanya bergantung pada satu jenis makanan saja.

(seo)

No more pages