Logo Bloomberg Technoz

Nikel Hadapi Masa Suram pada 2024, Ada Harapan Tahun Depan?

Mis Fransiska Dewi
30 December 2024 12:00

Kepingan nikel dipamerkan selama acara hari investor di Bursa Efek New York (NYSE)./Bloomberg-Michael Nagle
Kepingan nikel dipamerkan selama acara hari investor di Bursa Efek New York (NYSE)./Bloomberg-Michael Nagle

Bloomberg Technoz, Jakarta – Periode 2024 menjadi tahun cukup pahit bagi nikel sebagai komoditas mineral logam andalan ekspor Indonesia. 

Harga nikel tahun ini menyentuh rekor terendah dalam empat tahun terakhir setelah sebelumnya diproyeksikan mencapai US$18.000/ton, turun dari perkiraan sebelumnya di level US$20.000/ton, menurut lengan riset dari Fitch Solutions Company, BMI.

Hari ini, nikel di London Metal Exchange (LME) dilego di US$15.311/ton, turun 1,07% dari hari sebelumnya. Harga berjangka nikel di LME sempat turun sebanyak 2,3% pada Kamis (19/12/2024), ke level terendah sejak November 2020. Nikel turun 1,8% menjadi US$15.235 per ton di LME pada penutupan Kamis pekan lalu. 

Harga nikel sentuh rekor terendah dalam 4 tahun pekan ini./dok. Bloomberg

Gejala ambruknya harga nikel sudah terdeteksi sejak tahun lalu. Rerata harga sepanjang 2023 berada di angka US$21.688/ton atau terpelanting 15,3% dari tahun sebelumnya US$25.618/ton. Kemerosotan itu dipicu oleh pasar yang terlalu jenuh ditambah dengan lesunya permintaan.

“Kami memperkirakan dinamika serupa akan membatasi pertumbuhan harga nikel pada 2024 seiring dengan makin majunya produksi dari produsen utama, China Daratan dan Indonesia,” papar BMI dalam laporannya medio April, tahun ini.