Kemudian, lanjut Tiko, Wijaya Karya akan bergabung dengan PTPP, lalu dilanjut dengan Brantas Abipraya, Adhi Karya dan Nindya Karya yang akan digabung menjadi satu entitas.
Hanya saja, skema penggabungan usaha klaster tersebut masih menunggu hasil kajian pemerintah yang juga ditargetkan rampung akhir triwulan I 2025.
"PP-Wika sama Brantas-Adhi-Nindya, kajiannya [akan rampung] triwulan satu juga, semuanya," ujar Tiko.
Sekadar catatan, merger ketujuh perusahaan BUMN Karya tersebut sebagai bagian dari efisiensi perusahaan pelat merah.
Nantinya, ketujuh perusahaan akan di efisiensi menjadi 3 klaster. Klaster pertama, gabungan antara PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), PT Brantas Abipraya (Persero), dan PT Nindya Karya (Persero). Entitas baru ini akan fokus pada pembangunan infrastruktur air, rel kereta api, dan proyek-proyek serupa.
Kedua, PT Hutama Karya (Persero) dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT). Klaster ini akan mengkhususkan diri pada pembangunan jalan tol, jalan non-tol, serta infrastruktur institusional. Terakhir, PTPP dan WIKA, yang akan menitikberatkan pada pembangunan gedung, sektor energi, dan industri.
(ain)