Logo Bloomberg Technoz

Selain itu, perkembangan harga minyak nabati lainnya juga mempengaruhi harga CPO. Akhir pekan lalu, harga minyak kedelai di bursa Dalian (China) naik 0,78%. Sementara di Chicago Board of Trade menguat 0,6%.

Sementara harga minyak biji bunga matahari melesat 1,25%. Saat harga minyak nabati pesaing makin mahal, maka keuntungan untuk beralih ke CPO akan meningkat.

Perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Tengah./Bloomberg-Muhammad Fadli

Analisis Teknikal

Setelah bangkit minggu lalu, bagaimanakah prediksi harga CPO pekan ini? Apakah masih bisa naik atau malah kembali ke jalur merah?

Secara teknikal dengan perspektif mingguan (weekly time frame), CPO masih bertengger di zona bullish. Terbukti dengan Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 58,81. RSI di atas 50 menunjukkan suatu aset sedang dalam posisi bullish.

Adapun indikator Stochastic RSI ada di 17,59. Di bawah 20 yang berarti jenuh jual (oversold). Sepertinya efek koreksi harga 2 minggu beruntun masih terasa,

Oleh karena itu, sejatinya harga CPO masih kuat menanjak. Syaratnya, pivot point MYR 4.793/ton harus terlewati terlebih dulu.

Jika pivot point itu tertembus, maka target resisten berikutnya ada di kisaran MYR 5.016-5.090/ton.

Sementara target support terdekat adalah MYR 4.559/ton. Penembusan di titik ini berisiko menyeret harga CPO menuju MYR 4.247/ton.

(aji)

No more pages