Pengguna Gmail Diminta Ganti Alamat Email di 2025
Referensi
30 December 2024 06:44
Bloomberg Technoz, Jakarta -Ancaman penipuan di dunia maya semakin meningkat, dan baru-baru ini, FBI mengeluarkan peringatan baru terkait hal ini.
Meskipun Google telah berhasil memblokir lebih dari 99,9% email phishing dan malware di Gmail, teknologi kecerdasan buatan (AI) semakin memperburuk situasi ini. Pengguna Gmail yang berjumlah lebih dari 2,5 miliar orang harus tetap waspada terhadap potensi ancaman yang dapat merusak keamanan data mereka.
Google terus berupaya memperkuat sistem keamanannya dengan menggunakan kecerdasan buatan untuk memerangi penipuan. Mereka menerapkan model AI canggih, termasuk bahasa besar (LLM), yang dirancang untuk mengidentifikasi dan menghapus email phishing, malware, dan spam dengan lebih efektif. Google berharap langkah ini akan meningkatkan keamanan pengguna Gmail, tetapi seiring berkembangnya teknologi, para penjahat siber juga mulai memanfaatkan AI untuk merancang serangan yang lebih sulit dideteksi.
Firma keamanan siber McAfee mengungkapkan bahwa revolusi AI ini memiliki dua sisi. Sementara Google menggunakan AI untuk melawan penipuan, para penipu juga memanfaatkannya untuk menciptakan scam yang lebih meyakinkan dan terpersonalisasi. Akibatnya, email penipuan semakin sulit dibedakan dari komunikasi asli, meningkatkan risiko bagi pengguna.
Menurut data dari Mailmodo, spam menyumbang lebih dari 46,8% dari total trafik email global. Angka ini menunjukkan bahwa banyak perusahaan mulai mencari cara alternatif untuk berkomunikasi di dunia kerja, seperti menggunakan aplikasi pesan instan seperti WhatsApp, Telegram, atau platform kolaborasi seperti Teams dan Slack. Meskipun begitu, email tetap menjadi alat utama untuk verifikasi dan registrasi di banyak layanan online.