RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish. Namun RSI emas belum jauh di atas 50, sehingga boleh dikatakan masih cenderung netral.
Akan tetapi, indikator Stochastic RSI sudah berada di 4,84. Jauh di bawah 20, yang berarti sangat jenuh jual (oversold).
Oleh karena itu, harga emas berpotensi bangkit pada pekan perdagangan terakhir 2024 ini. Target resisten terdekat adalah US$ 2.629/troy ons yang merupakan Moving Average (MA). Jika tertembus, maka MA-10 di US$ 2,649/troy on boleh menjadi target selanjutnya.
Sedangkan target support terdekat adalah US$ 2.617/troy ons. Penembusan di titik ini berisiko membawa harga emas turun lagi ke arah US$ 2.598/troy ons.
Ketenagakerjaan
Koreksi harga emas akhir pekan lalu disebabkan oleh data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) yang mixed. Di satu sisi, Kementerian Ketenagakerjaan AS melaporkan jumlah klaim insentif pengangguran (unemployment benefits) pada pekan yang berakhir 21 September adalah 219.000. Berkurang 1.000 dibandingkan minggu sebelumnya.
Namun di sisi lain, total jumlah orang yang masih menerima unemployment benefits berada di angka 1,91 juta pada pekan yang berakhir 14 Desember. Ini adalah angka tertinggi dalam lebih dari 3 tahun terakhir.
Perkembangan ini membuat pasar belum terlalu yakin, masih menimbang-nimbang ruang pelonggaran kebijakan moneter. Tahun ini, bank sentral Federal Reserve sudah memangkas suku bunga acuan sebanyak 100 basis poin (bps).
Untuk tahun depan, dot plot terakhir menunjukkan bahwa The Fed kemungkinan hanya menurunkan Federal Funds Rate sebesar 50 bps. Meski begitu, prediksi ini masih bisa berubah sesuai kebutuhan.
Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas akan lebih menguntungkan saat suku bunga turun.
(aji)