Meski hal ini tak akan mudah, karena dia akan berdampingan dengan Andrej Plenkovic yang kembali terpilih sebagai perdana menteri Kroasia, April lalu. Plenkovic sendiri adalah pendukung Ukraina yang telah menjabat posisi tersebut untuk tiga kali berturut.
“Masa depan tidak pasti untuk Kroasia dan dunia, dan saya akan berjuang untuk Kroasia dengan sikap, saya akan berjuang untuk negara hukum, melawan kekerasan dan perampasan oleh mereka yang berkuasa,” kata Milanovic kepada wartawan.
”Situasi yang rumit dengan isu-isu yang dipertaruhkan seperti perang dan perdamaian, dan keamanan nasional.”
Jabatan presiden Kroasia, meskipun sebagian besar bersifat seremonial, termasuk mengawasi angkatan bersenjata dan menunjuk para diplomat top.
Akan tetapi, Milanovic kerap mengeluarkan pernyataan yang memicu polemik. Dia mengutuk bantuan militer ke Ukraina sebagai sebuah jalan yang sangat tidak bermoral untuk memperpanjang perang dengan Rusia. Dia juga mencegah partisipasi Kroasia dalam dua misi Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) untuk membantu melatih pasukan Ukraina.
Selama dekade terakhir, Milanovic telah berubah dari seorang perdana menteri [periode 2011-2016] yang berhaluan kiri-tengah dalam pemerintahan yang dipimpin oleh Sosial Demokrat menjadi seorang populis yang gemar menghina lawan-lawannya dan membuatnya mendapat dukungan populer di Kroasia - sebuah negara anggota Uni Eropa yang baru saja bergabung dengan zona euro dua tahun yang lalu.
Milanovic berkampanye melawan korupsi yang telah menjangkiti partai yang berkuasa dan pemerintahan sebelumnya. Hal ini merujuk pada sekitar selusin menteri telah meninggalkan jabatan di kabinet di tengah-tengah tuduhan korupsi sejak tahun 2016 - yang terbaru adalah mantan menteri kesehatan yang ditangkap pada November lalu atas dugaan penyalahgunaan jabatan.
(bbn)