Sementara di pasar surat utang negara, pergerakan yield terpantau mixed di mana mayoritas terlihat melandai. Yield SUN 2Y masih di 7,03%, tenor 5Y di 7,04% dan tenor 10Y di 7,04%.
Adapun tekanan dolar AS terlihat juga masih besar di mana indeks yang mengukur kekuatan the greenback versus enam mata uang utama dunia (DXY), masih melanjutkan penguatan ke 108,18 pada sore ini.
Lelang SRBI sepi
Hari ini, Bank Indonesia menggelar lelang rutin Sekuritas Rupiah (SRBI) yang menjadi lelang terakhir tahun 2024.
Mengacu dokumen lelang yang dilansir oleh Bank Indonesia, nilai penawaran masuk atau incoming bids hanya sebesar Rp15,94 triliun. Nilai minat itu lebih rendah 31% dibanding lelang SRBI pekan lalu yang masih sebesar Rp23,1 triliun.
Para investor masih lebih meminati SRBI tenor terpanjang, 12 bulan, yang mencatat nilai penawaran masuk sebesar Rp13,48triliun. Sementara tenor lebih pendek yaitu 6 bulan dan 9 bulan masing-masing diminati Rp1,68 triliun dan Rp776 miliar.
peserta lelang juga terindikasi meminta imbalan lebih tinggi. Untuk seri favorit SRBI-12M, yield diminta (Weighted Average Bidding Rate/WABR) oleh investor mencapai 7,36%, naik sedikit dibanding lelang sebelumnya di 7,35%.
Imbal hasil tinggi yang diminta oleh peserta lelang akhirnya mendorong BI memenangkan yield (Weighted Average Winner) di level 7,30% untuk SRBI-12M, lebih tinggi dibanding lelang sebelumnya di 7,28%.
Level 7,30% untuk tenor SRBI terpanjang itu menjadi yang tertinggi sejak 19 Juli lalu.
Karena minat yang lesu di kala permintaan imbalan makin tinggi, BI akhirnya hanya memenangkan penawaran sebesar Rp1,28 triliun, terendah sejak SRBI mulai ditawarkan pada tahun lalu.
Sampai data lelang hari ini, BI diperkirakan telah menerbitkan SRBI senilai Rp971,08 triliun. Kepemilikan asing tercatat turun sekitar Rp16,33 triliun selama November lalu.
Selama kuartal IV saja sampai data 16 Desember lalu, investor asing membukukan outflow dari SRBI sebesar US$1,3 miliar atau sekitar Rp20,86 triliun quarter-to-date.
(rui)