Logo Bloomberg Technoz

Selain nilai minat yang kecil, para peserta lelang juga terindikasi meminta imbalan lebih tinggi. Untuk seri favorit SRBI-12M, yield diminta (Weighted Average Bidding Rate/WABR) oleh investor mencapai 7,36%, naik sedikit dibanding lelang sebelumnya di 7,35%.

Bahkan untuk tenor pendek 6 bulan, yield diminta juga naik tajam dari 7,16% menjadi 7,21% dalam lelang hari ini. Sementara tenor 9 bulan, mencatat WABR sebesar 7,26% dari sebelumnya 7,25%.

Imbal hasil tinggi yang diminta oleh peserta lelang akhirnya mendorong BI memenangkan yield (Weighted Average Winner) di level 7,30% untuk SRBI-12M, lebih tinggi dibanding lelang sebelumnya di 7,28%.

Level 7,30% untuk tenor SRBI terpanjang itu menjadi yang tertinggi sejak 19 Juli lalu.

Karena minat yang lesu di kala permintaan imbalan makin tinggi, BI akhirnya hanya memenangkan penawaran sebesar Rp1,28 triliun.

Angka itu merupakan nilai penjualan terendah setidaknya sejak 19 April ketika turbulensi pasar meningkat tajam dan menjatuhkan nilai rupiah. Kala itu, BI hanya menyerap Rp3,48 triliun dalam lelang SRBI.

Sampai data lelang hari ini, BI diperkirakan telah menerbitkan SRBI senilai Rp971,08 triliun. Sedangkan untuk SVBI dan SUVBI, berdasarkan data yang dilansir bank sentral hingga 16 Desember lalu, nilai penerbitan mencapai masing-masing US$2,08 miliar dan US$386 juta.

Sejak gejolak pasar global kembali meningkat, minat investor asing di SRBI terus menyusut. Per 16 Desember lalu, kepemilikan  nonresiden di SRBI tercatat Rp233,85 triliun atau 24,86% dari total outstanding. 

Angka itu jauh menurun dibanding data yang dilansir sebulan sebelumnya. Pada 18 November lalu, Perry mengungkapkan posisi SRBI oleh asing mencapai Rp250,18 triliun.

Artinya, dalam hampir satu bulan, kepemilikan asing di SRBI melorot Rp16,33 triliun. Porsi kepemilikan pun akhirnya ikut turun yaitu dari sebesar 25,82% menjadi tinggal 24,86%.

Sedangkan bila menghitung selama kuartal IV-2024 sampai data terakhir dilansir, asing membukukan outflow dari SRBI sebesar US$1,3 miliar atau sekitar Rp20,86 triliun quarter-to-date.

(rui)

No more pages