Pesawat tersebut membawa 62 penumpang dan lima awak kabin dari Baku, ibu kota Azerbaijan, menuju Grozny, ketika pesawat mengubah arah untuk melakukan pendaratan darurat di Kazakhstan, demikian pernyataan maskapai penerbangan milik negara Azerbaijan pada hari Rabu. Pesawat tersebut jatuh sekitar 3 kilometer dari Aktau, Kazakhstan.
Pihak berwenang Kazakhstan mengatakan bahwa tim penyelamat telah menemukan 38 jenazah di lokasi kecelakaan, sementara upaya pembersihan masih terus dilakukan. Kementerian Situasi Darurat Kazakhstan pada Kamis mengatakan bahwa sebanyak 29 orang selamat dari kecelakaan tersebut dan saat ini berada di rumah sakit. Tim penyelamat juga telah menemukan kotak hitam pesawat, yang akan membantu menentukan penyebab kecelakaan.
Perwakilan dari Embraer SA dan Badan Investigasi dan Pencegahan Kecelakaan Penerbangan Brasil, CENIPA, sedang menuju ke Kazakhstan, menurut pihak berwenang negara tersebut. Produsen pesawat tersebut pada hari Rabu mengatakan bahwa mereka sedang memantau situasi dan fokus untuk mendukung pihak berwenang.
Penerbangan tersebut awalnya dialihkan ke Makhachkala di pantai Laut Kaspia Rusia karena kabut, kemudian dialihkan lagi ke Aktau, menurut layanan berita Tass. Kota Aktau di Kazakhstan berjarak sekitar 310 kilometer di sebelah timur Makhachkala.
The Wall Street Journal pada Kamis melaporkan klaim dari Ukraina dan konsultan keselamatan penerbangan Osprey bahwa pesawat tersebut mungkin telah terkena serangan rudal anti-pesawat Rusia. Baik Grozny maupun Makhachkala sebelumnya telah menjadi sasaran serangan drone Ukraina.
Jika dikonfirmasi, serangan rudal di udara ini akan memiliki kemiripan dengan jatuhnya Malaysia Airlines Flight 17 di atas wilayah timur Ukraina pada tahun 2014 yang menewaskan seluruh 298 penumpang dan awak. Pada saat itu, penyelidik menetapkan bahwa sebuah rudal Rusia telah ditembakkan ke pesawat penumpang Boeing 777 saat melintasi wilayah udara Ukraina, sebuah temuan yang dibantah oleh Rusia.
Azerbaijan Airlines sebelumnya pada Kamis menolak berkomentar mengenai spekulasi tentang penyebab kecelakaan. "Investigasi terperinci sedang berlangsung saat ini," kata Presiden Azerbaijan Airlines, Samir Rzayev, kepada wartawan di Baku pada Kamis. Pesawat Embraer 190 tersebut telah menjalani inspeksi teknis penuh pada bulan Oktober dan tidak ditemukan adanya masalah teknis, kata Rzayev.
Maskapai penerbangan tersebut juga mengatakan bahwa mereka menangguhkan semua penerbangan ke Grozny dan Makhachkala hingga investigasi selesai, tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut.
"Sangat tidak biasa bagi maskapai penerbangan untuk menutup semua penerbangan ke wilayah tersebut. Ini mengindikasikan bahwa mereka mungkin menduga bahwa seluruh wilayah udara di wilayah tersebut tidak aman," kata Andrei Litvinov, seorang ahli penerbangan independen dan pilot asal Moskow.
(bbn)