Di saat yang sama, pasar obligasi mengalami tekanan jual, tercermin dari kenaikan imbal hasil surat utang AS (US Treasury bond) tenor 10 tahun dan obligasi Jerman. Kenaikan yield itu, jelas analis, membuat selisih yield antara UST dan INDOGB 10-tahun menipis menjadi 301 bps.
“Level ini kurang menarik bagi investor asing untuk mengambil posisi beli,” katanya.
Alhasil, yield INDOGB alias SUN diprediksi akan terus naik ke kisaran 4,45%-6,55%. Kenaikan yield indikasi adanya tekanan jual yang menurunkan harga obligasi. Pada pukul 10:37 WIB, yield SUN tenor 10 tahun sudah naik 0,78% ke kisaran 4,496%.
Tekanan di pasar obligasi itu menyeret pelemahan pada rupiah. Analis memprediksi, rupiah hari ini akan terkonsolidasi di rentang Rp 14.650-14.750/US$.
(rui)