Logo Bloomberg Technoz

Seperti yang diwartakan Bloomberg News, Keyakinan konsumen di AS secara tak terduga menurun pada Desember, penurunan pertama dalam tiga bulan, di tengah kegelisahan tentang prospek Ekonomi dan ketidakpastian kebijakan pemerintahan Donald Trump.

Angka ini jauh di bawah perkiraan median survei ekonom Bloomberg, dengan ukuran ekspektasi mencapai level terendah dalam lima bulan.

“Lonjakan optimisme pasca-pemilu telah memudar dengan cepat,” kata Samuel Tombs, Kepala Ekonom AS di Pantheon Macroeconomics, dalam sebuah catatan.

Grafik keyakinan konsumen AS. (Sumber: Bloomberg)

“Politik dan potensi tarif membebani sentimen konsumen. Seperti survei awal Universitas Michigan untuk Desember, data The Conference Board menunjukkan beberapa konsumen mempercepat pembelian besar mereka karena mengantisipasi kenaikan harga akibat tarif yang diusulkan oleh pemerintahan Trump,” kata Eliza Winger dari Bloomberg Economics.

Namun, perkembangan ini sepertinya masih belum meyakinkan pasar bahwa perekonomian AS butuh stimulus, terutama dari sisi moneter. Sepertinya laju pemangkasan suku bunga acuan pada 2025 akan lebih lambat dibandingkan tahun ini yang mencapai 100 basis poin.

Dalam dot plot terbaru, Bank Sentral AS Federal Reserve kemungkinan hanya akan memangkas suku bunga acuan 50 bps tahun depan. Terbagi dalam 2 kali penurunan, masing-masing 25 bps.

Federal Reserve merilis proyeksi ekonomi atau Summary of Economic Projections (SEP) terbarunya di mana para pejabat tinggi Federal Reserve memperkirakan hanya ada dua kali kali pemangkasan suku bunga FFR di tahun 2025.

Sebelumnya, Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan Bank Sentral akan lebih berhati-hati dalam menyesuaikan suku bunga ke depan, menegaskan kembali komitmen The Fed untuk mencapai target inflasi 2%.

“Kami perlu melihat kemajuan dalam inflasi,” ujarnya. “Kami bergerak cepat untuk sampai ke sini, tapi ke depan kami bergerak lebih lambat.”

Tim Research Phillip Sekuritas juga memaparkan, investor mengantisipasi jalur pergerakan suku bunga di tahun 2025, khususnya pasca rilis data Inflasi AS terkini.

Personal Consumption Expenditure (PCE) Price Index, indikator yang digunakan oleh Federal Reserve untuk mengukur inflasi, ada kenaikan 2,4% yoy pada November, sedikit di bawah ekspektasi pasar.

“Namun demikian, investor masih ragu Federal Reserve akan melonggarkan kebijakan moneter secara agresif di tahun 2025. Bursa Berjangka memprediksi 91% peluang Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga acuan pada pertemuan kebijakan mereka di bulan Januari mendatang,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.

(fad)

No more pages