Sirene dibunyikan selama tiga menit di Mesjid Agung Baiturrahman, lantasi dikuti oleh doa bersama dalam tradisi Islam untuk memulai serangkaian seremoni peringatan di seluruh provinsi tersebut.
Selain di Indonesia yang menggelar doa bersama di Banda Aceh, ibukota Aceh, upacara peringatan serupa juga digelar di Sri Lanka, India juga Thailand, serta beberapa negara yang mendapat dampak terparah.
"Saya mengira ada kiamat," kata Hasnawati, seorang guru berusia 54 tahun mengenang hari nahas itu.
Hari Minggu ketika sebagian besar masyarakat masih menikmati libur setelah Natal, mendadak diguncang oleh gempa yang disusul tsunami setinggi 30 meter.
Permukaan dasar laut yang terbelah oleh gempa memicu gelombang tsunami dengan kecepatan yang dua kali lipat melampaui kecepatan kereta cepat (bullet train) melintasi Samudra Hinda dalam hitungan jam saja.
Gempa Aceh 20 tahun lalu itu menjadi yang terkuat ketiga yang pernah tercatat dalam sejarah modern, setelah gempa Valdivia 1960 dan gempa Alaska 1964.
Gempa Aceh juga memicu patahan terpanjang dengan panjang antara 1.200-1.300 kilometer. Durasi gempa juga lama, mencapai 10 menit.
Data yang dilansir EM-DAT, basis data bencana global, mencatat sebanyak 226.408 orang meninggal akibat tsunami.
Total kerugian finansial akibat bencana gempa dan tsunami Aceh ditaksir mencapai US$ 14 miliar.
Di Aceh, tidak ada peringatan akan kedatangan tsunami. Pengetahuan penyelamatan diri ketika tsunami datang juga belum banyak diketahui. Alhasil, hanya sedikit waktu untuk melalukan evakuasi meski sejatinya ada jeda waktu berjam-jam dari terjadinya gempa hingga saat tsunami datang.
Konflik berakhir
Di Indonesia, terbanyak di Aceh, korban tewas akibat bencana terbesar itu mencapai 160.000 orang, terbanyak di antara negara-negara lain yang juga terdampak.
"Saya berharap tidak akan pernah mengalami hal itu lagi," kata Nilawati, ibu rumah tangga berusia 60 tahun yang kehilangan putra dan ibunya dalam tragedi 26 Desember.
Bencana dahsyat itu mengakhiri konflik separatis Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang telah berlangsung selama puluhan tahun. Setahun setelah tsunami itu, perjanjian damai antara GAM dan Pemerintah RI bisa dicapai.
Di Sri Lanka, di mana sebanyak 35.000 korban tewas akibat bencana yang sama, upacara peringatan digelar dengan menaiki kereta Ocean Queen Express.
Ketika gempa dan tsunami menerjang, kereta itu terhantam ombal dan terlepas dari rel. Para pelayat hari ini dijadwalkan akan menaiki Ocean Queen Express yang telah dipugar, menuju Peraliya, tempat persis kereta itu terlepas dari rel, sekitar 90 kilimoeter di selatan Kolombo.
Di Thailand, di mana ada 5.000 orang tewas karena bencana tsunami, sebagian separuhnya adalah wisatawan asing, peringatan 20 tahun bencana digelar di provinsi Phang Nga.
Di sana akan berlangsung pemutaran film dokumenter dan kampanye kesiapsiagaan bencana.
(rui)