Pada Selasa lalu, meski perdagangan cenderung sepi, S&P 500 Index berhasil ditutup menguat.
Para investor menaruh harapan pada apa yang dikenal dengan sebutan 'Santa Klaus Rally' di mana perdagangan saham naik selama lima sesi perdagangan terakhir sebelum pergantian tahun dan dua sesi pertama perdagangan pada tahun baru.
Kali ini, periode itu dimulai pada Selasa lalu.
"Reli Santa masih berlangsung, dengan musim yang kuat hingga akhir tahun," kata analis Ned Davis Research, London Stockton, dilansir dari Bloomberg.
China masih menjadi fokus pelaku pasar setelah bank sentral negeri itu menahan suku bunga acuan jangka menengah di 2%, sesuai ekspektasi para ekonom.
Sementara Gubernur Bank of Japan, bank sentral Jepang, Kazuo Ueda memberikan pernyataan pada Rabu dan menghindari pemberian sinyal akan kemungkinan kenaikan bunga acuan bulan depan.
Reli Santa
Mengacu data historis, sejak tahun 1950, indeks S&P 500 telah mencatat return rata-rata 1,3% selama periode reli Santa.
"Ketika investor memegang 'daftar yang baik', dan Santa memberi return reli Santa yang positif, S&P 500 telah memberi return pada Januari dan secara tahunan berikutnya masing-masing 1,4% dan 10,4%," kata Adam Turnquist, analis di LPL Financial.
Pergerakan beberapa minggu terakhir menunjukkan bahwa nama-nama perusahaan teknologi berkapitalisasi besar menjadi pemimpin utama pasar.
Pekan ini, pasar akan menanti data klaim pengangguran awal AS pada Kamis ini, disusul angka inflasi Tokyo Jepang, tingkat pengangguran dan produksi industri Jepang pada Jumat, berikut kinerja penjualan eceran.
Di Indonesia, pasar saham hari ini masih tutup untuk Cuti Bersama Natal 2025. Pasar saham dan surat utang baru akan buka esok hari pada 27 Desember.
(rui)