Sebelumnya, Otoritas Brasil pada Senin mengatakan bahwa mereka telah menyelamatkan 163 pekerja Tiongkok yang membangun pabrik kendaraan listrik baru untuk BYD di negara bagian timur laut Bahia, dan memerintahkan penghentian konstruksi, menurut pernyataan dari Kantor Kejaksaan Ketenagakerjaan.
Otoritas mengatakan para pekerja tersebut hidup dalam kondisi yang mirip dengan perbudakan dan paspor serta sebagian besar gaji mereka ditahan oleh perusahaan konstruksi tersebut.
Di antara serangkaian kekurangan, laporan tersebut menemukan bahwa jika seorang pekerja berhenti setelah enam bulan, mereka akan bekerja tanpa gaji karena perusahaan memotong biaya tiket pesawat ke dan dari Brasil, di antara biaya lainnya. Seorang korban mengalami kecelakaan di tempat kerja, yang terjadi setelah mereka bekerja selama 25 hari berturut-turut.
Salah satu fasilitas akomodasi memiliki tempat tidur tanpa kasur dan hanya satu kamar mandi untuk setiap 31 pekerja, yang memaksa mereka untuk bangun pukul 4 pagi setiap hari agar siap berangkat kerja pukul 5.30 pagi, demikian laporan tersebut.
Pihak berwenang menutup lokasi akomodasi tersebut hingga regulator setempat menganggapnya memenuhi standar.
(ain)