Beberapa analis kebijakan luar negeri mengaitkan pergeseran ini dengan keinginan China untuk mendapatkan stabilitas menjelang pergantian kepemimpinan di AS.
Presiden China Xi Jinping mengatakan kepada Ishiba dalam pertemuan di Peru pada November bahwa Jepang dan China memiliki "hubungan strategis yang saling menguntungkan dan akan membangun hubungan yang konstruktif dan stabil," menurut kantor berita resmi Xinhua.
China adalah mitra dagang terbesar Jepang dan turis China merupakan sumber pendapatan yang signifikan bagi bisnis Jepang sebelum pandemi. Namun, China juga merupakan masalah keamanan utama Tokyo, terutama karena khawatir militer Beijing menimbulkan ancaman bagi rangkaian pulau barat daya Jepang. Jepang juga khawatir mereka terseret ke dalam konflik apa pun atas Taiwan.
Hubungan antara kedua negara juga telah terganggu karena penahanan warga Jepang di China yang menjadi sorotan publik. Dalam satu contoh, seorang eksekutif Jepang di Astellas Pharma Inc yang ditahan di Beijing secara resmi didakwa melakukan pelanggaran spionase.
Yang juga membuat hubungan semakin tegang, pada September tahun ini seorang siswa sekolah Jepang meninggal di China selatan setelah ditikam. Sehingga, pejabat senior Jepang meminta Beijing menangani unggahan di internet yang "tidak benar dan berbahaya" yang menyudutkan negara mereka.
Sebagai upaya untuk menenangkan hubungan mereka, China mengatakan pada September bahwa mereka akan mengakhiri larangan impor makanan laut Jepang. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap rencana Jepang untuk melepaskan air radioaktif yang telah diolah ke laut dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima yang lumpuh.
Surat kabar Nikkei melaporkan pada Senin, China sedang mempertimbangkan untuk mencabut larangan tersebut pada paruh pertama tahun 2025.
Perdana Menteri China Li Qiang mungkin akan mengunjungi Jepang pada Mei atau Juni, yang bisa memberikan kesempatan bagi Beijing untuk memberi tahu Tokyo bahwa mereka akan mencabut larangan tersebut, kata surat kabar itu, mengutip pejabat pemerintah China yang tidak disebutkan namanya.
(bbn)