Logo Bloomberg Technoz

Golnar Motevalli dan Arsalan Shahla - Bloomberg News

Bloomberg, Iran menyatakan akan mulai melonggarkan beberapa pembatasan internet yang paling ketat di dunia dengan mencabut larangan terhadap WhatsApp dan Google Play. Keputusan ini menunjukkan bahwa otoritas Iran berupaya menenangkan oposisi domestik saat negara itu menghadapi tantangan besar di bidang ekonomi dan kebijakan luar negeri.

Pada Selasa (24/12/2024), Dewan Tertinggi Siber Iran menyetujui pencabutan blokir terhadap "platform asing yang banyak digunakan," menurut laporan dari Kantor Berita Republik Islam Iran (IRNA), yang menyebut WhatsApp dan Google Play sebagai dua aplikasi pertama yang akan dibuka kembali.

Sejak protes 2009 terhadap pemilihan kembali Mahmoud Ahmadinejad, jejaring sosial seperti Facebook, X, dan YouTube telah diblokir atau dibatasi oleh pemerintah Iran yang menyalahkan platform tersebut karena memfasilitasi protes dan membangkitkan oposisi terhadap negara.

Pemerintah Iran telah lama mendapat kritik dari warga negara, pemerintah Barat, PBB, dan aktivis politik terkait sikapnya yang keras terhadap internet. Pejabat — kebanyakan yang menggunakan situs media sosial yang diblokir untuk akun publik mereka — sering kali gagal memenuhi janji untuk mengurangi sensor. Sebaliknya, sensor justru meningkat secara signifikan selama 10 tahun terakhir.

Belum jelas kapan keputusan pada Selasa ini akan diberlakukan. IRNA menyebutkan keputusan ini diambil dengan suara bulat dalam rapat dewan yang dihadiri oleh kepala kehakiman dan Presiden reformis Masoud Pezeshkian, yang sebelumnya berjanji untuk melonggarkan kebebasan internet bagi warga Iran ketika terpilih pada Juli.

Langkah ini diambil ketika Republik Islam, yang sudah sangat tidak populer di dalam negeri setelah pemberontakan nasional pada 2022 yang dihancurkan dengan kekerasan, kini terlibat ketegangan dengan Israel karena mendukung Hamas di Gaza dan Hezbollah di Lebanon.

Kedua kelompok ini — yang disebut sebagai organisasi teroris oleh AS dan sekutunya — telah lumpuh akibat respons militer Israel terhadap serangan Hamas pada Oktober 2023. Kejatuhan Bashar al-Assad di Suriah juga mengacaukan kebijakan luar negeri Iran di saat negara tersebut berjuang untuk mempertahankan pasokan energi dan gas alam di tengah krisis besar energi.

“Proses pencabutan pembatasan di dunia maya akan dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan, dan tidak akan terbatas hanya pada penghapusan pembatasan terhadap satu atau beberapa platform,” kata IRNA.

Pemadaman internet total sering kali diberlakukan pada warga Iran, termasuk selama protes pada November 2019 dan pemberontakan nasional 2022, yang memicu pemerintah AS untuk melonggarkan pembatasan terhadap layanan internet ke Iran, seperti Starlink milik Elon Musk.

Freedom House yang berbasis di Washington menyebut Iran sebagai salah satu dari tiga negara dengan akses internet terburuk di dunia — setelah China dan Myanmar — dalam peringkat tahunan "Skor Kebebasan Internet".

(bbn)

No more pages