Belum jelas kapan keputusan pada Selasa ini akan diberlakukan. IRNA menyebutkan keputusan ini diambil dengan suara bulat dalam rapat dewan yang dihadiri oleh kepala kehakiman dan Presiden reformis Masoud Pezeshkian, yang sebelumnya berjanji untuk melonggarkan kebebasan internet bagi warga Iran ketika terpilih pada Juli.
Langkah ini diambil ketika Republik Islam, yang sudah sangat tidak populer di dalam negeri setelah pemberontakan nasional pada 2022 yang dihancurkan dengan kekerasan, kini terlibat ketegangan dengan Israel karena mendukung Hamas di Gaza dan Hezbollah di Lebanon.
Kedua kelompok ini — yang disebut sebagai organisasi teroris oleh AS dan sekutunya — telah lumpuh akibat respons militer Israel terhadap serangan Hamas pada Oktober 2023. Kejatuhan Bashar al-Assad di Suriah juga mengacaukan kebijakan luar negeri Iran di saat negara tersebut berjuang untuk mempertahankan pasokan energi dan gas alam di tengah krisis besar energi.
“Proses pencabutan pembatasan di dunia maya akan dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan, dan tidak akan terbatas hanya pada penghapusan pembatasan terhadap satu atau beberapa platform,” kata IRNA.
Pemadaman internet total sering kali diberlakukan pada warga Iran, termasuk selama protes pada November 2019 dan pemberontakan nasional 2022, yang memicu pemerintah AS untuk melonggarkan pembatasan terhadap layanan internet ke Iran, seperti Starlink milik Elon Musk.
Freedom House yang berbasis di Washington menyebut Iran sebagai salah satu dari tiga negara dengan akses internet terburuk di dunia — setelah China dan Myanmar — dalam peringkat tahunan "Skor Kebebasan Internet".
(bbn)