Bloomberg Technoz, Jakarta - Hari ini umat Kristiani merayakan Natal di seluruh dunia. Sebagian besar perdagangan di pasar keuangan global pun diliburkan. Sebagian lagi yang lain masih ada perdagangan.
Di pasar forward, misalnya, kontak rupiah Nondeliverable Forward (NDF) masih ada transaksi pada pagi Natal. Mengacu data realtime Bloomberg, rupiah NDF untuk kontrak 1 bulan di pasar offshore dibuka menguat tipis 0,09% pagi ini. Namun, setelah itu berbalik melemah dengan pergerakan di kisaran Rp16.257/US$.
Adapun NDF-1W atau kontrak 1 minggu bergerak di kisaran Rp16.220/US$, lebih lemah dibanding level penutupan hari sebelumnya.
Tekanan yang masih terlihat di pasar NDF rupiah sepertinya masih merupakan imbas dari penguatan indeks dolar Amerika Serikat yang masih berlanjut sampai dini hari tadi.
Indeks dolar AS ditutup menguat 0,2% di level 108,26. Level itu tidak jauh dari posisi tertinggi indeks dolar AS dalam 25 bulan terakhir, yang pecah pada 19 Desember lalu di 108,40.
Gambaran itu memberi sinyalemen rupiah di pasar spot kemungkinan masih kembali tertekan seumpama pasar keuangan hari ini buka seperti biasa. Namun, pelemahannya mungkin masih di rentang terbatas.
Selain itu, Bank Indonesia sepertinya juga tidak akan membiarkan rupiah kembali ditutup di kisaran Rp16.200-an/US$.
Pada perdagangan spot Kamis, rupiah sempat menyentuh Rp16.218/US$ dan mendorong Bank Indonesia langsung mengintervensi ke pasar NDF dan spot valas. Alhasil, rupiah spot akhirnya ditutup dengan pelemahan lebih kecil di atas kisaran Rp16.200-an, persisnya melemah 0,12% di level Rp16.195/US$.
Itu menjadi level penutupan rupiah yang lemah setelah dua hari beruntun ditutup menguat.
Sepanjang tahun ini, rupiah telah melemah 4,93% year-to-date. Selama Desember saja, pelemahan rupiah mencapai 2,16%. Namun, tekanan sejatinya sudah berlangsung sejak awal November ketika hasil Pemilu AS memenangkan Donald Trump pada 5 November lalu.
Alhasil, selama kuartal IV-2024, rupiah ambles sampai 6,51% quarter-to-date.
(rui)