Philip J. Heijmans dan Sing Yee Ong - Bloomberg News

Bloomberg, Ekspatriat bukanlah satu-satunya kalangan yang merasakan beban kenaikan harga sewa properti di Singapura dengan laju tercepat di dunia.

Kepedihan itu mengalir ke para lajang muda –seperti Sonam– yang sebagian besar tidak diikutsertakan dalam program perumahan bersubsidi dan mulai mempertanyakan tekad Pemerintah Singapura untuk mengatasi masalah tersebut.

Pekerja sektor teknologi berusia 33 tahun, pendukung seumur hidup Partai Aksi Rakyat (People’s Action Party/PAP), itu pindah ke Thailand setelah tuan tanahnya menaikkan uang sewa sebesar 70% untuk kontrak selama dua tahun. Dia berencana untuk mendukung oposisi dalam pemilihan berikutnya.

“Kami semua pindah pada awal usia 20-an dan sekarang ada masalah ini: ‘Oh, pulang saja kepada orang tuamu’,” kata Sonam dari Bangkok, menolak memberikan nama belakangnya karena takut kehilangan pekerjaannya.