"Itu mendorong kembali bagaimana logistic cost bisa lebih turun, safety buat penumpang.[...] semuanya jadi sinkronisasi, baik untuk penumpang dan barang yang selama ini terpisah-pisah," ujar Erick belum lama ini.
Pelindo merupakan BUMN yang mengelola pelabuhan di banyak titik di Indonesia. Sementara ASDP saat ini melayani angkutan penyeberangan laut dan danau. Untuk Pelni bertugas melayani rute pelayaran dengan jarak yang lebih panjang dibandingkan ASDP.
Berdasarkan hasil riset Tenggara Strategics, Indonesia masih menjadi negara yang memiliki beban biaya logistik cukup mahal, atau masih berada di angka 23,08% dari Produk Domestik Bruto (PDB) per 2022 lalu.
Perhitungan tersebut diambil dari data Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN) dari biaya nasional secara keseluruhan mencapai 14,1% dari PDB ditambah dengan biaya logisitik ekspor yang mencapai 8,98%.
Perhitungan itu juga mencakup tiga komponen utama, yaitu biaya transportasi, biaya pergudangan dan penyimpanan, serta administrasi.
"Ini mengindikasikan bahwa tantangan besar masih ada dalam menekan beban logistik secara menyeluruh," tulis riset yang dipublikasikan November lalu.
Dari komponen 14,1% tersebut, transportasi laut menyumbang 3,6% terhadap PDB, berada diposisi kedua setelah transportasi darat yang menyumbang 7% atau sekitar 50% dari biaya logistik domestik. Sementara itu, transportasi udara 0,8%, pergudangan 1,5%, dan administrasi 1,2% terhadap PDB.
(wep)