Jika mencermati pergerakan harganya secara teknikal, Bitcoin ada potensi untuk bergerak kembali melemah untuk sementara dalam trend jangka pendek, terlihat pada chart 30 mins yang mencerminkan gerak Lower Low Lower High.
Adapun range gerak sempit Bitcoin berpotensi di US$91.000 sebagai support terdekat, dan US$90.000 sebagai support terkuat, dalam time frame bulanannya (1month).
Riset Analis Ajaib Kripto Panji Yudha memaparkan, Bitcoin menunjukkan potensi breakdown dari pola ascending broadening wedge dengan potensi melanjutkan penurunan menuju level support di US$91.000.
“Indikator Stochastic mengarah ke zona oversold, sementara histogram MACD masih mengindikasikan momentum Bearish yang terus berlanjut,” mengutip riset yang diterbitkan Panji, Selasa (24/12/2024).
Kemudian ada token Ripple XRP Koin tercatat selanjutnya pada daftar aset kripto yang merah kinerjanya, adapun angka penurunannya menyentuh 11,80%, dan dalam 24 jam juga melemah 2,28% pada harga US$2,24.
Solana SOL juga tengah dalam tren turun. Dengan mencatatkan diri di teritori negatif 11,54% dalam sepekan menjadi US$192,51, dan mulai menghijau 2,22% dalam 24 jam terbaru.
Begitu juga dengan BNB Koin yang juga dalam tren turun dengan melemah 4,09% dalam sepekan perdagangan Kripto menjadi US$688,91, dan mulai rebound 2,38% dalam 24 jam.
PEPE, Shiba Inu SHIB, dan BONK juga kompak ada di zona merah dalam sepekan. Dengan masing-masing mencatatkan angka kejatuhan yang dalam mencapai 22,18%, 18,11%, dan 12,58%.
Dalam riset yang diterbitkan Ajaib Kripto, Bitcoin stuck di bawah US$100.000 setelah sempat menginjak harga di angka US$108.000 yang sempat terjadi minggu lalu.
Lantas, apa penyebab Bitcoin akhirnya berada di zona merah lagi?
Ajaib Kripto menyebut, adanya aksi ambil untung, dengan investor banyak yang ambil untung setelah Bitcoin mencapai level tertinggi sepanjang masa (All Time High/ATH)
“Likuidasi, terjadi likuidasi besar-besaran senilai US$1,2 miliar, memperburuk penurunan harga Bitcoin.”
Bersamaan dengan itu, pernyataan hawkish The Fed juga jadi sebab Bitcoin terpeleset di zona merah, pada 18 Des 2024, suku bunga dipangkas 25 bps ke 4,25%–4,5%. Namun, The Fed menekankan pemotongan suku bunga pada 2025 akan lambat, mendorong dolar AS menguat.
Jika Bitcoin berhasil rebound dari dua level support US$91.000 dan juga di US$85.000, ada peluang kembali uji resistance di atas US$100.000. “Jika gagal, Bitcoin berpotensi turun ke bawah US$85.000 di akhir tahun 2024,” pungkas dia.
(fad/wep)