Ongkos Produksi Nikel di RI Bakal Mahal Gegara Syarat ESG Ketat
Redaksi
24 December 2024 14:00
Bloomberg Technoz, Jakarta – Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) memperingatkan ongkos produksi nikel di Indonesia bisa makin mahal, seiring dengan kian ketatnya persyaratan environmental, social, and governance (ESG) di pasar komoditas global.
Sekjen APNI Meidy Katrin Lengkey mengatakan negara tujuan ekspor nikel, terutama Uni Eropa (UE), makin memperketat persyaratan rendah karbon dalam proses produksi berbagai komoditas, tidak terkecuali mineral logam dan produk derivatifnya.
“Ini yang lucu, kita ini disyaratkan wajib [memenuhi kriteria] ESG. Ini sudah umum ya, dari ore [bijih] sampai ke pabrik, sampai ke produk olahannya. Apapun itu. Kalau namanya ESG, berarti ada penambahan biaya,” ujarnya saat dihubungi, dikutip Selasa (24/12/2024).
Meidy menjelaskan syarat ketertelusuran jejak karbon tersebut akan mengerek ongkos produksi industri nikel di Tanah Air, lantaran produsen harus berinvestasi lebih mahal untuk menjadikan praktik bisnisnya lebih ramah lingkungan.
Misalnya, investasi untuk menghentikan penggunaan pembangkit berbasis batu bara dalam kegiatan produksi nikel, maupun investasi ramah lingkungan lainnya.