Begitu juga untuk tenor di atas tahun seperti PBS037 yang tadinya mencatat yield 7,13% pada lelang 21 Maret, pada lelang berikutnya yield melandai 7,07%. Besar kemungkinan penawaran yield pada lelang nanti juga lebih rendah, mengingat tingkat imbal hasil SUN tenor 10 tahun yang menjadi benchmark posisinya saat ini sudah jauh lebih rendah dibanding posisi awal April.
Mengacu data Bloomberg, yield SUN 10 tahun INDOGB (SUN) bertengger di level 6,484% pada pukul 09:15 WIB, Senin (8/5/2023), bandingkan dengan posisi awal April yang masih berkisar 6,7%-6,8%. Sebagai catatan yield INDOGB meluncur ke level terendah sepanjang tahun pada 4 Mei lalu di posisi 6,432%.
Dalam lelang sukuk yang digelar besok, selain SPN-S, pemerintah juga akan menawarkan lima seri benchmark seperti PBS036 (HTM 2025), lalu PBS003 (HTM 2027), PBSG001 (HTM 2029), PB037 (HTM 2036), dan PBS033 (HTM 2047).
Macro Strategist Samuel Sekuritas Lione Prayadi memperkirakan pasar obligasi domestik berpotensi mengalami konsolidasi dalam beberapa waktu ini.
“Pasar obligasi saat ini tengah mengalami tekanan jual, tercermin dari kenaikan imbal hasil atau yield obligasi Amerika US Treasury dan Bund [obligasi negara Jerman] tenor 10 tahun sebesar masing-masing 6 dan 10 bps menjadi 3,44% dan 2,29%. Hal itu menyebabkan selisih yield antara UST dan INDOGB 10 tahun menipis menjadi 301 bps yang merupakan level yang kurang menarik bagi investor asing untuk mengambil posisi beli. Oleh karena itu, kami memprediksi yield INDOGB 10-tahun akan melemah ke rentang 6,45-6,55% hari ini,” komentarnya dalam catatan pagi untuk investor yang diterima Bloomberg Technoz, Senin pagi.
(rui)