"Jika dikatakan susu diganti telur, ya sudah sempurna. Nggak usah sih kelor ikut-ikutan, anggap sayur saja,"tegasnya.
"Terlalu banyak dibesarkan, karena hadirnya industri olahan kelor yang dikelola pejabat,"imbuhnya.
Tan pun membandingkan kandungan zat besi dari kelor dengan sayuran lain berdasarkan tabel komposisi pangan Indonesia.
Zat Besi Non Heme
- Bayam Merah, 7 mg
- Daun Ubi Merah, 6.4 mg
- Daun Kelor, 6 mg
- Bayam Hijab, 3.5 mg
Zat Besi Heme
- Daging Sapi, 2.8 mg
- Hati Ayam 15.8 mg
Sebelumnya, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menyebut bahwa sebagian penerima Makan Bergizi Gratis (MBG) atau anak sekolah tak menerima susu dalam menu.
Sebagai alternatifnya, akan digantikan dengan menu telur dan kelor.
"Di daerah-daerah yang tidak ada sapi perah. Yang pengadaan susunya sulit,"kata Dadan, Selasa (24/12/2024).
Dadan mencontohkan menu susu dapat diganti dengan telur untuk memenuhi kebutuhan proteinnya. Sementara itu, kebutuhan kalsium untuk anak-anak dapat dipenuhi melalui daun kelor.
"Telur untuk proteinnya, kelor untuk kalsiumnya,"ujar Dadan.
Dadan pun memastikan di daerah peternakan sapi perah yang mencukupi, susu tetap menjadi bagian dari menu Makan Bergizi Gratis (MBG).
"Agar peternakan sapi perah merata di setiap daerah,"katanya.
Selain itu, ia mengatakan bahwa Makan Bergizi Gratis (MBG) memang ingin mendorong pengembangan sumber daya lokal bukan untuk meningkatkan import.
"MGB berupaya ingin mendorong pengembangan sumber daya lokal bukan meningkatkan import,"pungkasnya.
(ain)