Rupiah yang masih bertahan sedikit lebih kuat di kisaran terbatas, terjadi di tengah bursa saham yang kembali merah. IHSG dibuka naik 0,27% pagi ini akan tetapi setelahnya berbalik melemah 0,14% ke level 7.086,78.
Adapun di pasar surat utang, mayoritas imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) bergerak naik. Tenor 5Y naik ke 7,06%, sedangkan tenor 10Y bertahan di 7,05%.
Tenor pendek 2Y sedikit turun ke 7,01% bersama tenor 20Y yang turun ke 7,13%.
Secara teknikal nilai rupiah berpotensi melemah, tertekan menuju area Rp16.200 sampai dengan Rp16.220/US$, dengan mencermati support terkuat rupiah pada Rp16.250/US$.
Sementara trendline terdekat pada time frame daily menjadi resistance psikologis potensial pada level Rp16.150/US$ di trendline channel-nya. Kemudian, target penguatan optimis lanjutan untuk dapat kembali menguat ke level Rp16.100/US$.
Selama rupiah bertengger di atas Rp16.200/US$ usai tertekan, maka masih ada potensi untuk lanjut melemah hingga Rp16.300/US$.
Sebaliknya apabila terjadi penguatan hingga Rp16.050/US$ dalam tren jangka menengah (Mid-term), maka rupiah berpotensi terus menguat hingga Rp16.000/US$.
(rui)