“Ini adalah ekspansi ekonomi selama delapan kuartal beruntun di tengah membaiknya Konsumsi Rumah Tangga (+4.54% Y/Y vs +4.48% Y/Y di 4Q22) dan pulihnya Pengeluaran Pemerintah (+3.99% Y/Y vs -4.77% Y/Y di 4Q22),” jelas Tim Research Phillip Sekuritas Indonesia.
Sentimen selanjutnya, data lapangan kerja Non-Farm Payroll (NFP) di Amerika Serikat (AS) tumbuh positif pada April 2023, bersamaan dengan tingkat pengangguran turun.
Biro Statistik Tenaga Kerja AS mencatat, NFP tumbuh 253,000 setelah 236.000 pada Maret dengan revisi 165.000. Adapun tingkat pengangguran turun menjadi 3,4% dari sebelumnya sebesar 3,5%. Kedua hal ini merupakan katalis positif bagi IHSG dan juga pergerakan indeks Asia.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG ditutup terkoreksi menuju level 6,787 disertai dengan tekanan jual. Posisi IHSG saat ini masih berada pada bagian dari wave (c) dari wave [ii], meskipun berpeluang menguat namun diperkirakan akan cenderung terbatas untuk menguji 6.803 - 6.822.
“Selama IHSG belum mampu menembus 6.971 sebagai resistancenya, maka IHSG rawan terkoreksi kembali ke rentang area 6.673 - 6.705,” jelas Herditya dalam riset harian yang diterbitkannya Senin (8/5/2023).
Herditya merekomendasikan saham-saham berikut, BRIS, EXCL, RALS, dan SMDR.
Analis CGS-CIMB Sekuritas memaparkan, pada perdagangan kemarin IHSG ditutup melemah. Dengan investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp286 miliar di reguler market.
Melihat hal tersebut, CGS-CIMB memperkirakan IHSG berpotensi bergerak sideways cenderung menguat pada hari ini, dengan resistance 6.800 - 6.832, dan support 6.750 - 6.723. Dengan saham rekomendasinya ialah ASII, BBCA ,MEDC, MBMA, BBYB, dan PTBA.
(fad/dhf)