Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Rencana Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal PT Cakrawala Andalas Televisi atau ANTV ternyata bukan hanya terjadi di divisi produksi, melainkan pada semua divisi.

Seorang karyawan ANTV di luar divisi produksi, bercerita bahwa pada pekan lalu manajemen mengumpulkan karyawan setiap divisi secara terpisah. Dalam kesempatan itu, manajemen menjelaskan mengenai rencana PHK massal kepada seluruh divisi.

"Jadi bukan hanya divisi produksi saja, tetapi seluruh divisi. Kami diberitahu hari terakhir kerja itu 31 Januari, jadi bulan Februari sudah kosong," ujar karyawan ANTV yang enggan disebutkan namanya kepada Bloomberg Technoz, Senin (23/12/2024).

Dia juga bercerita bahwa PHK ini dilakukan karena ANTV akan diakuisisi oleh grup usaha lain yang bergerak di bidang penyiaran. "Manajemen bilang memang belum resmi akuisisi, tapi 90% pasti terjadi," ujarnya.

Dia menambahkan bahwa manajemen berencana untuk menggelar townhall pada 3 Januari 2025 mendatang untuk menjelaskan seluruh proses PHK, termasuk hak yang akan diterima oleh karyawan.  

Sebelumnya, Direktur PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) Neil R Tobing, yang menjadi induk usaha dari ANTV menjelaskan bahwa PHK massal yang dilakukan untuk mengurangi biaya pengeluaran perusahaan agar tetap bertahan di industri siaran televisi.

Menurutnya, biaya karyawan merupakan anggaran pengeluaran perusahaan yang bersifat tetap, sehingga PHK massal merupakan pilihan agar mengurangi pengeluaran perusahaan

“Satu-satunya cara untuk survive adalah bagaimana kita melakukan efisiensi operasional. Efisiensi operasional salah satunya adalah bagaimana kita mengurangi fixed cost. Fixed cost, saya nggak enak ngomongnya, tuh biaya karyawan,” kata Neil saat ditemui di Bakrie Tower, Senin (23/12/2024).

Penurunan pemasukan perusahaan juga merupakan salah satu yang jadi penyebab ANTV memutuskan untuk memberhentikan seluruh karyawan divisi produksi.

Neil juga mengkonfirmasi memang ada penurunan minat masyarakat terhadap siaran TV yang diamanatinya terjadi dalam lima tahun terakhir.

Turunnya minat masyarakat terhadap industri pertelevisian mulai terjadi pada tahun 2019 yang dimana kala itu adanya pandemi Covid-19, serta penerapan analog switch-off (ASO)-proses peralihan siaran TV analog ke TV digital oleh pemerintah.

“Sejak itu [2019] dengan adanya Covid-19 juga kemudian dilanjutkan oleh ASO memang belum terjadi rebound” kata dia.

Ketika ditanya soal isu akuisisi ANTV oleh PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) atau Emtek, Direktur PT Intermedia Capital Tbk (MDIA) Arhya Winastu Satyagraha mengakui, perbincangan terkait konsolidasi tersebut sampai saat ini memang masih berjalan.

"Kalau ditarik lagi, mungkin 10-15 tahun yang lalu, kami ada [isu yang sama] dengan MNC Group. Jadi ini adalah berita yang sudah terbiasa. Terlebih, dengan market yang seperti ini, yang terjadi konsolidasi, pasti berita-berita ini akan semakin santer," ucap Arhya.

"Dan memang, diskusi antara para pemain stasiun TV itu masih tetap ada, namun kami tidak bisa mengkonfirmasi apakah kami mau diakusisi, atau kami yang mengakusisi mereka, atau seperti apa."

Lanjut Arhya, yang namanya diskusi untuk kolaborasi, merupakan salah satu bagian dari efisiensi di industri televisi. "Apalagi, kamu tahu bahwa mereka banyak memiliki konten library yang mungkin bisa berguna bagi kami."

Arhya belum bisa mengungkap sejauh mana pembicaraan telah dilakukan pasalnya ini ranah pemegang saham. Yang terang, konsolidasi industri televisi perlu melewati sejumlah proses.
 
"Kami bisa jual saham, tapi license atas frekuensinya itu tidak bisa pindah tangan, harus dikembalikan dulu ke pemerintah."

(dba/wep)

No more pages