Logo Bloomberg Technoz

Penambang Nikel Ungkap Alasan Banyak Orang Ogah Beli EV pada 2025

Redaksi
23 December 2024 14:40

Sebuah mobil listrik mengisi daya baterai di charging station./Bloomberg-Angus Mordant
Sebuah mobil listrik mengisi daya baterai di charging station./Bloomberg-Angus Mordant

Bloomberg Technoz, Jakarta – Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) menilai adopsi kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) global pada 2025 masih akan lambat, yang bakal dibarengi dengan lesunya permintaan nikel sebagai bahan baku baterai.

Sekretaris Umum APNI Meidy Katrin Lengkey mengatakan lambatnya permintaan EV terutama terjadi di wilayah Amerika Utara dan Eropa. Sebaliknya, menurut Meidy, pasar kendaraan listrik di China bergerak menuju plug-in hybrid electric vehicle (PHEV).

“Bagaimana ke depannya? Prospek jangka menengah untuk permintaan nikel [sebagai bahan baku baterai] ya masih stuck di kondisi saat ini. Kenapa? Karena ada ketergantungan yang berlebihan dari pasokan Indonesia,” ujarnya kepada Bloomberg Technoz, dikutip Senin (23/12/2024).

Tidak hanya di tingkat global, Meidy menilai adopsi EV masih cenderung lambat di dalam negeri. Namun, baik di tingkat global maupun lokal, musabab lesunya permintaan EV lebih banyak dipicu oleh infrastruktur pengisian daya baterai yang belum mumpuni. 

Pertumbuhan penjualan EV global./dok. BNEF

Dia menggambarkan, banyak pengguna mobil listrik—termasuk di Indonesia — yang berpikir dua kali untuk bepergian jarak jauh. Mereka kebanyakan mengkhawatirkan kesulitan mencari tempat pengisian daya baterai jika habis di tengah perjalanan.