Logo Bloomberg Technoz

Asia diperkirakan akan menjadi penggerak utama permintaan minyak pada 2025. Negara-negara seperti China dan India diproyeksikan menyumbang hampir 60% dari peningkatan permintaan. Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) memperkirakan permintaan minyak meningkat sebesar 1,45 juta barel per hari tahun depan, sementara Badan Energi Internasional (IEA) memprediksi kenaikan yang lebih moderat, yakni 1,08 juta barel per hari. Beberapa analis perbankan optimistis terhadap prospek minyak tahun depan, didukung oleh inventaris yang ketat dan premi kelangkaan yang positif.

Permintaan minyak di 2025. (Sumber: Bloomberg)

Listrik

Pusat data untuk kecerdasan buatan (AI) mempercepat permintaan listrik di AS dan Kanada ke tingkat tertinggi dalam beberapa dekade. Namun, pembangkit listrik baru belum cukup cepat untuk memenuhi kebutuhan tersebut, menurut North American Electric Reliability Corp (NERC) dalam laporan tahunannya. Permintaan puncak diperkirakan naik sekitar 151 gigawatt, atau 17%, hingga 2034, dengan revisi signifikan dari proyeksi NERC sebelumnya. Tahun lalu, NERC memperkirakan peningkatan permintaan hanya kurang dari 10% selama periode yang sama.

Permintaan listrik karena AI. (Sumber: Bloomberg)

Batu Bara

Permintaan global untuk batu bara diprediksi mencapai rekor baru setiap tahun hingga setidaknya 2027, menurut data IEA. Hal ini membalikkan perkiraan sebelumnya yang menyebut penggunaan batu bara sudah mencapai puncaknya tahun lalu. Proyeksi terbaru menunjukkan permintaan akan mencapai hampir 8,9 miliar ton metrik pada 2027, meningkat sekitar 1% dari 2024. Meskipun negara maju mengurangi penggunaan batu bara, permintaan terus meningkat di tempat lain, khususnya di China, menjadikan batu bara sebagai sumber energi murah meski berdampak buruk pada iklim.

Grafik permintaan batubara. (Sumber: Bloomberg)

(bbn)

No more pages