"Karena saya tinggal di Jogja, saya tidak tahu perkembangan politik di Jakarta seperti apa. Dan saya hanya manut saja," katanya.
Setelah itu, awal Desember 2024, Yos diminta kembali memamerkan karya pada 3 Desember 2024, di ruang pameran Gedung A Galeri Nasional Indonesia.
Namun, ternyata kembali diminta untuk diundur mendadak lagi karena alasannya ada pameran Basuki Abdullah Award. "Jadi harusnya jadwal saya itu digeser menjadi tanggal 19 Desember 2024 oleh Galeri Nasional,"ungkap Yos.
Usai pameran Basuki Abdullah selesai di 12 Desember 2024. Yos mulai memasukkan dan membangun instalasi seni pada tanggal 13 Desember 2024.
Selang antara tiga atau empat hari kemudian, pada tanggal 17 Desember 2024, kurator yang ditunjuk oleh Galeri Nasional, Suwarno Wisetrotomo meminta agar dua lukisan karya Yos disensor, karena terlalu vulgar.
Kedua lukisan ini, salah satunya berjudul Konoha 1, menggambarkan seorang raja yang sekolah sedang menginjak rakyatnya. Sedangkan lukisan lainnya, berjudul Konoha 2 mempertontokan beberapa figur dengan manusia telanjang.
"Begitu kurator datang yang terjadi komplain bahwa ada dua lukisan yang dia juga pernah lihat di rumah saya, yang dulunya tidak pernah ngomong apa-apa tentang karya tersebut, dikomplain untuk tidak disertakan dengan alasan bahwa itu akan mengurangi greget, atau nilai, atau bobot dari tema pameran,” kata dia.
Awalnya Yos setuju untuk menutup dua lukisan ini dengan kain hitam. Tapi, pada 19 Desember 2024 atau hari di mana pameran harusnya digelar, kurator kembali komplain dan meminta tiga lukisan lain diturunkan.
“Tiga lukisan ini menceritakan tentang seorang petani, gambaran petani, ya, sedang memberi makan kepada orang kaya. Petani memberi makan kepada anjing-anjing. Petani membawa sapi, yang saya gambarkan, seperti ke istana. Loh, itu dianggap vulgar,” kata Yos.
Yos pun mempertanyakan alasan kurator tiba-tiba meminta lukisan ini diturunkan. Padahal, saat itu tiga jam lagi pameran akan dibuka.
“Saya menanyakan, kok di titik terakhir baru lu ngomong. Berapa jam sebelum pameran dibuka, itu disuruh turunkan. Itu kan kontroversial sekali,” imbuh dia.
Suwarno pun mundur sebagai kurator akibat kesalahpahaman ini. Kepada Yos, Suwarno mengatakan dirinya selaku seniman tidak mengikuti otoritas dari kurator.
“Dia (Suwarno) dengan menggunakan kata otoritas. Itu masih tercatat di sini, di dalam WA-nya ke saya, ‘otoritas saya sebagai kurator’,” kata Yos.
Adapun hingga Rabu (20/12/2024) pukul 16.02 WIB, Yos dan timnya belum bisa masuk ke area pameran.
(dec/spt)