Logo Bloomberg Technoz

Rupiah Tersungkur: Moneter Mentok, Fiskal Pemerintah Malah Absen

Redaksi
20 December 2024 11:19

Karyawan menghitung uang dolar AS dan rupiah di Jakarta, Jumat (11/10/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Karyawan menghitung uang dolar AS dan rupiah di Jakarta, Jumat (11/10/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Ekonom menilai pemerintah absen mengambil peran dari sisi fiskal dalam upaya memperkuat nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang kini telah berada di level Rp16.300-an/US$. Padahal, Bank Indonesia (BI) telah menahan pelemahan rupiah melalui aspek moneter sampai titik akhir.

Bhima Yudhistira Adhinegara, Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios) mendesak pemerintah untuk memberi sinyal positif dari sisi kebijakan fiskal kepada pasar keuangan demi menjaga stabilitas rupiah. 

"Jadi sekarang sinyal ke pasar yang tidak dilakukan oleh sisi fiskal, fiskal pemerintah absen," kata Bhima kepada Bloomberg Technoz, Jumat (20/12/2024).

Sementara dari sisi moneter, lanjut dia, BI memiliki ruang yang terbatas untuk menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate, karena ada kekhawatiran  akan bertentangan dengan pelemahan sektor ekonomi riil domestik.

"Ruang BI menggerakkan suku bunga terbatas, operasi moneter juga terbatas, BI malah digeledah oleh KPK karena tuduhan korupsi dana CSR. Ini waktu yang buruk bagi ekonomi Indonesia kalau terus begini," ujar Bhima.