Termasuk di China, negara konsumen batu bara terbesar dunia. China telah menempuh berbagai langkah untuk mengembangkan energi baru-terbarukan demi mengurangi ketergantungan akan batu bara.
Salah satunya adalah upaya pengembangan pembangkit listrik tenaga matahari (solar) terbesar di dunia. Mengutip Bloomberg News, China telah menyambungkan listrik dari pembangkit tenaga solar di Gurun Taklamakan. Pembangkit ini saja berkapasitas 4 gigawatt, yang hampir setara dengan seluruh pembangkit listrik tenaga solar di Kanada.
Di gurun tersebut, pemerintah China berencana membangun pembangkit listrik bertenaga energi baru-terbarukan berkapasitas 455 gigawatt. Ini menjadi strategi untuk mencapai puncak emisi karbondioksida pada 2030.
Analisis Teknikal
Bagaimanakah dengan prospek harga batu bara hari ini? Apakah makin ke selatan, atau bisa bangkit menuju utara?
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), batu bara masih terjerat di zona bearish. Tercermin dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 14,5.
RSI di bawah 50 mengindikasikan suatu aset sedang berada di zona bearish. RSI batu bara juga sudah cukup jauh di bawah 30, yang berarti tergolong jenuh jual (oversold).
Oleh karena itu, sejatinya harga batu bara berpeluang bangkit. Cermati pivot point di US$ 128/ton. Jika tertembus, maka target resisten ada di kisaran US$ 129-142/ton.
Sedangkan target support ada di rentang US$ 126-120/ton.
(aji)