Logo Bloomberg Technoz

Level 'New Normal' Rupiah 2025, Ada Potensi ke Rp17.000/US$

Ruisa Khoiriyah
20 December 2024 09:00

Karyawan merapihkan uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Karyawan merapihkan uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah terpuruk jelang akhir tahun, digulung badai yang melanda pasar keuangan global yang diliputi pesimisme akan prospek kebijakan bunga global ke depan. 

Bila lanskap itu berlanjut membebani pasar ke depan, rupiah menghadapi risiko lebih besar pada 2025 ketika Donald Trump resmi menghuni Gedung Putih sebagai Presiden AS ke-47. Di bawah Trump, dolar AS berpotensi makin perkasa dan melibas mata uang yang menjadi lawannya. 

Bukan hanya rupiah yang berisiko kian tenggelam, mata uang di seluruh dunia ada potensi makin lemah karena dolar AS. Level rupiah di Rp16.000-an berpeluang menjadi sebuah 'kenormalan' baru, bahkan bisa semakin amblas ke Rp17.000/US$ apabila Perang Dagang 2.0 yang digadang oleh Trump memicu dampak lebih buruk ketimbang perkiraan. 

Sepanjang tahun ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) telah mencatat pelemahan 5,48% year-to-date, di pasar spot. Itu menempatkan rupiah sebagai mata uang Asia terlemah urutan kelima, setelah won Korsel yang ambles 10,99%, yen Jepang 10,48%, peso Filipina 6,12%, juga dolar Taiwan 6,03%.

Pangkal utama pelemahan rupiah hingga menjebol Rp16.300/US$ pada perdagangan kemarin, sejengkal lagi ke level pada Juni lalu di Rp16.450/US$, tak lain adalah terkait arah kebijakan bunga acuan Federal Reserve, bank sentral AS.