Dini hari tadi waktu Indonesia, ada rilis data pertumbuhan ekonomi kuartal III-2024. Ini adalah pembacaan ketiga, pembacaan terakhir, angka final.
Pada kuartal III-2024, US Bureau of Economic Analysis melaporkan ekonomi Negeri Adikuasa tumbuh 3,1% secara kuartalan yang disetahunkan (annualized). Lebih tinggi ketimbang pembacaan kedua yang sebesar 2,8% dan pertumbuhan kuartal II-2024 yaitu 3%.
Pertumbuhan ekonomi 3,1% juga menjadi yang tertinggi sepanjang tahun ini.
Solidnya ekonomi AS juga terlihat dari rilis data penjualan rumah yang sudah dibangun (existing). Pada November, penjualan rumah existing di AS mencapai 4,15 juta unit. Naik 4,8% dibandingkan bulan sebelumnya dan menjadi yang tertinggi dalam 8 bulan terakhir.
“Momentum penjualan rumah makin kuat, Kini lebih banyak calon pembeli yang masuk ke pasar karena perekonomian terus menciptakan lapangan kerja. Konsumen juga sepertinya sudah terbiasa dengan bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) 6-7%, yang seakan menjadi sebuah kenormalan baru (new normal),” jelas Lawrence Yun, Kepala Ekonom National Association of Realtors (NAB), dalam keterangan tertulis.
Perkembangan ini membuat pasar tidak yakin bahwa perekonomian AS butuh stimulus tambahan, terutama dari sisi pelonggaran moneter. Penurunan suku bunga acuan oleh bank sentral Federal Reserve rasanya belum akan terulang dalam waktu dekat.
Mengutip CME FedWatch, probabilitas Federal Funds Rate tetap di 4,25-4,5% dalam rapat 29 Januari 2025 adalah 91,4%, Peluang pemangkasan 25 basis pin (bps) menjadi 4-4,25% hanya 8,6%.
Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas menjadi kurang menguntungkan saat suku bunga belum turun.
Namun faktor ini sepertinya sedang dikesampingkan oleh pelaku pasar. Technical rebound rasanya lebih dominan, yang terbukti ampuh mengerek harga emas pada saat data yang ada kurang suportif.
Analisis Teknikal
Lalu bagaimana dengan proyeksi harga emas hari ini? Apakah masih ada peluang naik lagi atau justru terkoreksi?
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas masih terjebak di zona bearish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 40,75. RSI di bawah 50 menunjukkan suatu aset sedang dalam posisi bearish.
Sementara indikator Stochastic RSI ada di 6,65. Jauh di bawah 20, yang berarti sangat jenuh jual (oversold).
Kombinasi bearish dan oversold membuat harga emas berpeluang kembali mencatat technical rebound. Cermati pivot point di US$ 2.608/troy ons. Jika tertembus, maka target resisten terdekat adalah US$ 2.626/troy ons.
Adapun target support terdekat adalah US$ 2.584/troy ons. Penembusan di titik ini berisiko membuat harga emas terpangkas ke arah US$ 2.554/troy ons.
(aji)