“Perkembangan bayi yang belum memadai dalam kesiapan mengonsumsi makanan (organ-organ bayi belum siap mencerna makanan), meningkatkan potensi risiko peningkatan morbiditas karena penyakit gastrointestinal, seperti penyakit diare dan risiko alergi,” terang Daisy.
“Kemudian, kualitas MPASI yang lebih rendah dibandingkan ASI, terutama jika makanan berbentuk cair maka zat gizinya rendah, dan peningkatan risiko obesitas," lanjutnya.
Syarat kedua adalah adekuat. MPASI harus memenuhi kebutuhan energi, protein, serta mikronutrien untuk mendukung tumbuh kembang anak. MPASI perlu disesuaikan dengan usia anak, jumlah, frekuensi, tekstur, serta variasi makanan yang beragam.
Syarat ketiga adalah aman. MPASI harus disiapkan secara higienis dengan menggunakan bahan makanan segar, memisahkan makanan mentah dari makanan matang, serta memasak makanan seperti daging, ayam, telur, dan ikan hingga matang sempurna.
Syarat keempat, MPASI harus diberikan dengan cara yang benar. Pemberian MPASI perlu terjadwal, didukung lingkungan makan yang nyaman, dan prosedur makan yang sesuai.
“Syarat terjadwal itu jadwal makan termasuk makanan selingan teratur dan terencana. Syarat lingkungan yang mendukung, misalnya, hindari memaksa meskipun hanya makan 1-2 suap, perhatikan tanda bayi lapar dan kenyang,” jelas Daisy.
“Selanjutnya, syarat prosedur makan yang tepat seperti makan dalam porsi kecil dan bayi distimulasi untuk makan sendiri, dimulai dengan pemberian makanan selingan yang bisa dipegang sendiri,” tambahnya
MPASI Harus Beragam
Dr. Daisy juga menekankan pentingnya keberagaman bahan pangan dalam MPASI untuk memenuhi kebutuhan zat gizi bayi. MPASI idealnya mengandung minimal lima dari delapan kelompok makanan, yakni ASI, makanan pokok, kacang-kacangan, produk susu, daging-dagingan, telur, sayur dan buah kaya vitamin A, serta sayur dan buah lainnya.
“Keragaman bahan dalam MPASI diperlukan, karena tidak ada satupun makanan yang mengandung zat gizi lengkap. Selain itu, MPASI juga harus dipastikan mengandung telur, ikan, dan atau daging. Karena konsumsi protein hewani berkorelasi positif dengan penurunan risiko stunting,” ucapnya.
Selain itu, MPASI harus diperkaya dengan minyak atau lemak untuk memberikan energi yang efisien tanpa menambah volume makanan. Tekstur makanan juga perlu disesuaikan dengan kemampuan oromotor anak, serta penggunaan gula dan garam dibatasi.
(dec/del)