Amblesnya IHSG yang begitu dalam merupakan efek secara langsung dari turunnya sejumlah saham Big Caps. Berikut diantaranya berdasarkan data Bloomberg.
- Bank Mandiri (BMRI) menekan 15,38 poin
- Bank Rakyat Indonesia (BBRI) menekan 10,42 poin
- Bank Central Asia (BBCA) menekan 4,87 poin
- Astra International (ASII) menekan 4,78 poin
- Merdeka Copper Gold (MDKA) menekan 4,6 poin
- GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) menekan 4,35 poin
- Telkom Indonesia (TLKM) menekan 4,51 poin
- Bank Negara Indonesia (BBNI) menekan 4,21 poin
- Barito Renewables Energy (BREN) menekan 3,74 poin
- Dian Swastatika Sentosa (DSSA) menekan 3,56 poin
Adapun saham-saham keuangan juga jadi pendorong pelemahan IHSG, saham PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk (RELI) drop 8,95% dan saham PT Bank J Trust Indonesia Tbk (BCIC) juga terjebak di zona merah dengan ambles 6,04%.
Disusul oleh pelemahan saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) yang terjun bebas 5,78%, saham PT Bank Oke Indonesia Tbk (DNAR) anjlok 4,38%, dan saham PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) yang melemah 4,35%.
Ambrolnya IHSG siang hari ini terseret sentimen depresiasi Rupiah. Rupiah kembali lesu di hadapan dolar Amerika Serikat, dipicu oleh The Fed bernada Hawkish.
Pada pukul 12.50 WIB, US$ 1 setara dengan Rp16.279. Rupiah melemah 1,17%.
Sejak pagi tadi, nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS dibuka langsung anjlok di pasar spot, Kamis (19/12/2024) dibuka anjlok 0,76% ke level Rp16.213/US$ di pasar spot. Selanjutnya, Rupiah makin melemah ke Rp16.225/US$.
Level terlemah rupiah sempat terjadi pada 30 Juli di Rp16.325/US$. Level itu menjadi level penting dicermati saat ini oleh pasar.
Sentimen pasar global masih menjadi beban utama pasar keuangan RI pasca pengumuman hasil Pertemuan Komite Terbuka Federal Reserve, Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Open Market Committee/FOMC) dini hari tadi.
Gubernur The Fed Jerome Powell mengumumkan keputusan pemangkasan suku bunga acuan Fed Fund Rate (FFR) sebesar 25 bps menjadi 4,5%.
Namun, dalam paparannya, Powell juga memberi petunjuk bahwa The Fed kemungkinan hanya akan memangkas bunga acuan sebanyak dua kali di tahun depan, masing-masing sebesar 25 bps.
Dot plot terbaru menunjukkan, pengambil kebijakan di Bank Sentral paling berpengaruh di dunia itu memperkirakan FFR ‘Hanya’ akan ada di kisaran 3,75%–4% sampai 2025.
“Dengan tindakan hari ini, kami telah menurunkan suku bunga kebijakan kami sebesar satu poin persentase penuh dari puncaknya dan sikap kebijakan kami sekarang secara signifikan tidak terlalu ketat,” kata Powell dalam taklimat media. “Oleh karena itu, kami dapat lebih berhati-hati saat mempertimbangkan penyesuaian lebih lanjut terhadap suku bunga kebijakan kami.”
(fad)