Bank Sentral Asia Hadapi Tekanan Usai The Fed Turunkan Bunga
News
19 December 2024 12:46
Marcus Wong - Bloomberg News
Bloomberg, Bank-bank sentral di seluruh Asia menghadapi dilema besar setelah Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) mengisyaratkan pendekatan yang lebih hawkish. Mereka harus memilih antara melawan kekuatan dolar yang mahal atau membiarkan mata uang mereka terus melemah.
Isyarat dari The Fed yang menunjukkan inflasi kembali menjadi perhatian utama menyebabkan aksi jual tajam pada mata uang Asia, Kamis (19/12/2024). Rupee India mencetak rekor terendah baru terhadap dolar AS, sementara won Korea jatuh ke level terendah sejak krisis keuangan. Indeks Dolar Asia Bloomberg turun sekitar 0,4%. Bank Sentral China atau People's Bank of China (PBOC) mencoba mendukung yuan melalui penetapan suku bunga acuannya.
Langkah ini kembali memunculkan pertanyaan sejauh mana bank sentral di Asia bersedia mempertahankan mata uang mereka dan seberapa efektif langkah-langkah tersebut. Data menunjukkan mata uang di kawasan ini telah kehilangan hampir 4% nilainya terhadap dolar tahun ini meskipun The Fed memangkas suku bunga.
“Sulit melawan penguatan dolar terhadap mata uang Asia karena pergerakan ini terutama didorong oleh dolar. Bank sentral regional harus bersikap defensif untuk meredam tekanan depresiasi dan menjaga pasar valas tetap teratur,” ungkap Wee Khoon Chong, ahli strategi di BNY Mellon Hong Kong.