Logo Bloomberg Technoz

Harga Saham & Surat Utang Ambrol, BI Guyur Pasar Sokong Rupiah

Ruisa Khoiriyah
19 December 2024 11:31

Karyawan merapihkan uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Karyawan merapihkan uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Nasib rupiah makin memprihatinkan. Guncangan di pasar global hari ini yang bersumber dari arah kebijakan bunga acuan Amerika Serikat (AS) di bawah rezim baru pimpinan Presiden terpilih Donald Trump, seolah menjadi awal dari keterpurukan lebih dalam ke depan.

Bank Indonesia terindikasi masuk ke pasar menahan agar rupiah tak semakin menjebol level psikologis berikutnya.

"Ya betul, BI melakukan intervensi di spot, DNDF dan pasar SBN sebagai bagian dari upaya stabilisasi nilai tukar rupiah," kata Direktur Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Bank Indonesia Fitra Jusdiman kepada Bloomberg Technoz, Kamis siang ini.

Rupiah yang sempat menyentuh level terlemah pada 21 Juni lalu di Rp16.450/US$, siang ini sempat jebol di Rp16.280/US$ dan kini tertahan di kisaran Rp16.277/US$.

Tekanan yang melanda rupiah diperburuk oleh arus jual yang masif di pasar saham dan surat utang. IHSG yang tadi pagi dibuka langsung anjlok lebih dari 1%, bahkan sempat menyentuh di bawah 7.000, saat ini masih tergerus 1,7%.

Artikel Terkait