Sementara itu, menurut dia, kinerja ekspor batu bara Indonesia juga dipengaruhi oleh situasi geopolitik dunia. Kebijakan presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan memengaruhi pasar komoditas energi fosil.
Tantangan PPN 12%
Di sisi lain, tantangan bagi penambang saat ini adalah menjaga produksi agar tidak terlalu berlebih sehingga sulit bersaing. “Kalau domestik kan ada kewajiban untuk DMO [domestic market obligation] 25%. Jadi itu harus dipenuhi lebih dahulu,” imbuhnya.
Selain itu, kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) dari 11% menjadi 12% turut berpengaruh terhadap sektor industri pertambangan batu bara; khususnya terhadap investasi pembelian alat berat, biaya pemeliharaan, dan lainnya.
International Energy Agency (IEA) melaporkan harga batu bara saat ini tetap 50% lebih tinggi dari rata-rata yang terlihat antara 2017 dan 2019. Produksi batu bara mencapai titik tertinggi sepanjang masa pada 2024, meskipun pertumbuhan diperkirakan melandai hingga 2027 karena perubahan struktural terjadi.
Perdagangan batu bara internasional berdasarkan volume juga akan mencapai rekor pada 2024 sebesar 1,55 miliar ton. Namun, jika melihat ke depan, volume perdagangan global akan menyusut, dengan batu bara termal mengalami penurunan terbesar.
Menurut laporan tersebut, Asia tetap menjadi pusat perdagangan batu bara internasional, dengan semua negara pengimpor terbesar di kawasan tersebut, termasuk China, India, Jepang, Korea, dan Vietnam, sementara eksportir terbesarnya termasuk Indonesia dan Australia.
Dari sisi permintaan, IEA memproyeksikan permintaan dunia terhadap batu bara bakal terus mencapai rekor tertinggi tiap tahunnya, setidaknya hingga 2027, saat konsumsi energi fosil diproyeksi mulai menurun.
Ramalan IEA tersebut sekaligus membalikkan estimasi sebelumnya bahwa permintaan batu bara dunia bakal mencapai rekor tertingginya pada 2023, di tengah desakan global untuk membatasi emisi karbon yang menyebabkan pemanasan global.
IEA memprediksi permintaan batu bara akan naik menjadi 8,77 miliar ton pada 2024, dan melanjutkan level tinggi tersebut hingga 2027.
Pada Rabu (18/12/2024), batu bara di pasar ICE Newcastle untuk kontrak pengiriman bulan ini dihargai US$128,6/ton, anjlok 1,34% secara harian dan menjadi yang terendah sejak 10 April atau lebih dari 8 bulan terakhir.
Dalam sepekan terakhir, harga batu bara ambruk 3,49% secara point-to-point. Selama sebulan ke belakang, harga amblas 9,28%. Sepanjang 2024, atau year to date (ytd), harga terpangkas 12,16%.
(mfd/wdh)