Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh perusahaan farmasi raksasa GSK yang dirilis pada tahun 2022, orang berusia 50 tahun ke atas yang terinfeksi COVID-19 memiliki kemungkinan 15 persen lebih besar untuk mengembangkan herpes zoster dibandingkan dengan mereka yang tidak pernah didiagnosis COVID-19.
Pasien herpes zoster sering diobati dengan obat pereda nyeri atau obat antivirus.
Apa itu Herpes Zoster?
Dilansir dari beberapa sumber kesehatan, herpes zoster adalah penyakit yang dikenal dengan istilah cacar api, ang disebabkan oleh reaktivasi virus varicella-zoster, virus yang juga menyebabkan cacar air.
Setelah seseorang sembuh dari cacar air, virus ini tetap tidak aktif di dalam sistem saraf dan dapat aktif kembali bertahun-tahun kemudian sebagai herpes zoster.
Gejala utama yang timbul jika terinfeksi penyakit herpes zoster adalah ruam yang menyakitkan, biasanya muncul di satu sisi tubuh atau wajah, lepuh kecil berisi cairan yang bisa pecah dan berkerak, dan rasa nyeri atau sensasi seperti terbakar, yang bisa berlangsung selama berminggu-minggu bahkan setelah ruam sembuh.
Herpes zoster lebih sering terjadi pada orang dewasa yang lebih tua atau mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
(spt)