Logo Bloomberg Technoz

Rupiah sudah menjebol level support terdekat dan kini akan menuju Rp16.250/US$ sebagai support terkuat.

Dalam tren jangka menengah (Mid-term), rupiah memiliki potensi pelemahan lebih jauh menuju  Rp16.300/US$ usai breakout support terkuat nanti.

Sebaliknya bila nilai rupiah mengalami penguatan, resistance menarik dicermati pada level Rp16.050/US$ dan selanjutnya Rp16.000/US$ sebagai resistance potensial.

Level terlemah rupiah sempat terjadi pada 30 Juli di Rp16.325/US$. Level itu menjadi level penting dicermati saat ini oleh pasar.

Analisis Teknikal Nilai Rupiah Kamis 19 Desember 2024 (Riset Bloomberg Technoz)

Gejolak pasar keuangan global makin menghebat menyusul reaksi investor terhadap hasil FOMC The Fed. Arus keluar terlihat membesar baik dari pasar surat utang maupun saham.

Dini hari tadi, Gubernur The Fed Jerome Powell mengumumkan keputusan pemangkasan bunga acuan Fed fund rate (FFR) sebesar 25 bps menjadi 4,5%, sesuai ekspektasi pasar. 

Namun, dalam paparannya, Powell juga memberi petunjuk bahwa The Fed kemungkinan hanya akan memangkas bunga acuan sebanyak dua kali tahun depan, masing-masing sebesar 25 bps. Dot plot terbaru menunjukkan, pengambil kebijakan di bank sentral paling berpengaruh di dunia itu memperkirakan FFR akan ada di kisaran 3,75%-4% sampai akhir 2025.

"Dengan tindakan hari ini, kami telah menurunkan suku bunga kebijakan kami sebesar satu poin persentase penuh dari puncaknya dan sikap kebijakan kami sekarang secara signifikan tidak terlalu ketat," kata Powell dalam taklimat media, Rabu siang waktu setempat. "Oleh karena itu, kami dapat lebih berhati-hati saat mempertimbangkan penyesuaian lebih lanjut terhadap suku bunga kebijakan kami."

Indeks S&P 500 ditutup anjlok 3%, membawanya mencetak kinerja terburuk pada 'The Fed's Day' sejak Maret 2020, ketika bank sentral melakukan pemotongan darurat pada akhir pekan sebagai respons terhadap pandemi Covid. 

Arus keluar modal asing

Bank Indonesia melaporkan, selama kuartal IV-2024 hingga data 16 Desember, investor asing masih mencatat nett outflow sebesar US$2,4 miliar, sekitar Rp38,61 triliun.

Arus keluar modal asing terbesar adalah dari pasar saham. Nilainya mencapai US$1,9 miliar. Di instrumen Sekuritas Rupiah (SRBI) juga mencatat outflow dana asing mencapai US$1,3 miliar quarter-to-date.

Sementara arus modal asing di pasar Surat Berharga Negara (SBN) sampai data terakhir per 16 Desember, kembali positif, setelah pada bulan sebelumnya investor nonresiden membukukan net outflow.

Dalam taklimat media yang digelar Rabu siang, Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan, BI rate belum bisa diturunkan karena kebijakan moneter masih difokuskan untuk stabilisasi rupiah.

"Kami belum berani turunkan suku bunga BI Rate. Kami fokus rupiah, kondisi ketidakpastian pasar makin tinggi," kata Perry.

(rui)

TAG

No more pages

Artikel Terkait