Koreksi 2,35% juga menjadi penurunan harian terdalam sejak 25 November atau lebih dari 3 pekan terakhir.
Harga emas amblas setelah The Fed mengumumkan hasil rapat Komite Pengambil Kebijakan (Federal Open Market Committee/FOMC). Salah satu keputusan dalam rapat tersebut adalah suku bunga acuan diturunkan 25 basis poin (bps) menjadi 4,25-4,5%.
Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas akan lebih menguntungkan saat suku bunga turun karena ikut menurunkan opportunity cost.
Namun, mengapa harga emas malah turun padahal suku bunga juga turun?
Jawabannya adalah apa yang disampaikan Gubernur Jerome ‘Jay ’Powell usai rapat. Dalam konferensi pers, Powell memberi sinyal bahwa laju penurunan suku bunga pada 2025 mungkin tidak bisa terlalu agresif.
“Kami lebih berhati-hati dalam penyesuaian suku bunga ke depan. Suku bunga acuan masih restriktif,” tegas Powell, seperti dikutip dari Bloomberg News.
Mayoritas ekonom yang disurvei Bloomberg memperkirakan Federal Funds Rate bisa dipangkas 3 kali tahun depan, masing-masing 25 bps. Akan tetapi, dot plot terbaru yang dirilis FOMC memberi indikasi bahwa pemotongannya hanya 2 kali, masing-masing 25 bps menjadi 3,75-4%.
Perkembangan ini membuat investor tidak menjadikan emas sebagai pilihan utama. Bahkan emas malah mengalami tekanan jual.
“Kita melihat pemangkasan yang hawkish. Ini membuat pelaku pasar memilih ambil untung, yang menekan harga emas,” kata Bart Melek, Global Head of Commodity Strategy di TD Securities, juga dikutip dari Bloomberg News.
(aji)