Seperti yang diwartakan Bloomberg News, Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) memangkas suku bunga acuan untuk ketiga kalinya berturut-turut, tetapi membatasi jumlah pemangkasan yang mereka perkirakan pada 2025. Hal ini menandakan kehati-hatian yang lebih besar.
Komite Pasar Terbuka Federal memberikan suara 11-1 pada pertemuan tersebut untuk memangkas suku bunga 25 bps ke kisaran 4,25%–4,5%.
Yang jadi catatan, pejabat memperkirakan pemangkasan suku bunga yang lebih sedikit untuk tahun depan daripada yang mereka proyeksikan beberapa bulan lalu.
Mereka sekarang melihat suku bunga acuan mencapai kisaran 3,75% hingga 4% pada 2025, menyiratkan pemangkasan dua kali seperempat poin persentase, menurut perkiraan median.
Dot plot terbaru menunjukkan, The Fed kemungkinan hanya akan memangkas bunga acuan sebanyak dua kali tahun depan, masing-masing sebesar 25 bps.
“Dengan tindakan hari ini, kami telah menurunkan suku bunga kebijakan kami sebesar satu poin persentase penuh dari puncaknya dan sikap kebijakan kami sekarang secara signifikan tidak terlalu ketat,” kata Powell dalam taklimat media. “Oleh karena itu, kami dapat lebih berhati-hati saat mempertimbangkan penyesuaian lebih lanjut terhadap suku bunga kebijakan kami.”
Isyarat tahun depan kemungkinan akan lebih lambat, “Ini adalah pemangkasan The Fed yang agresif,” kata Priya Misra, Manajer Portofolio di JP Morgan Asset Management.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) edisi Desember 2024. Sesuai perkiraan pasar, Gubernur Perry Warjiyo dan sejawat memutuskan untuk mempertahankan BI Rate.
Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 17–18 Desember 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 6%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%.
Ini membuat suku bunga acuan ditahan di 6% selama 3 bulan. BI mempertahankan BI Rate dalam Rapat Oktober, November, dan Desember.
Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan, BI rate belum bisa diturunkan karena kebijakan moneter masih difokuskan untuk stabilisasi rupiah.
“Kami belum berani turunkan suku bunga BI Rate. Kami fokus rupiah, kondisi ketidakpastian pasar makin tinggi,” kata Perry.
Tim Research Phillip Sekuritas juga memaparkan, BI mempertahankan suku bunga acuan BI Rate di 6% selama tiga bulan berturut-turut untuk menjaga stabilitas nilai tukar USD/IDR.
“Nilai tukar IDR melemah melewati level psikologis 16.000 terhadap USD,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.
Analis Phintraco Sekuritas memaparkan, IHSG masih rawan melanjutkan pelemahan di Kamis.
IHSG memiliki level critical support level di kisaran 7.030 dan level psikologis 7.000. Waspadai potensi pelemahan ke kisaran level tersebut di hari ini, dan besok Jumat.
“Sentimen negatif utama tentunya berasal dari pernyataan Hawkish The Fed, Jerome Powell. Powell mengindikasikan bahwa pemangkasan tahun depan akan lebih lambat dari perkiraan pasar karena The Fed sudah memangkas suku bunga acuan sebanyak 50 bps di November dan Desember 2024 serta kecenderungan Thee Fed yang lebih berhati-hati,” mengutip riset Phintraco.
Phintraco memberikan rangkuman rekomendasi saham hari ini meliputi SSIA, ACES, ANTM, HRUM, dan TINS.
Senada, Analis BRI Danareksa Sekuritas memaparkan, IHSG kembali melemah, mulai menembus demand zone 7.153–7.187 dan berpotensi menguji support berikutnya di 7.041.
“Waspadai potensi penurunan lebih dalam jika IHSG kembali turun di bawah support 7.041,” mengutip paparan BRI Danareksa Sekuritas dalam risetnya pada Kamis (19/12/2024).
Bersamaan dengan risetnya, BRI Danareksa memberikan rekomendasi saham hari ini, JPFA, dan PGAS.
(fad/aji)