Selain itu, peningkatan nilai tambah dari penghiliran komoditas yang dihasilkan oleh tambang PTFI di Tembagapura, Mimika, Papua Tengah akan sangat terbantu dengan adanya rencana penambahan kepemilikan saham pemerintah.
Demikian halnya dengan nilai tambah yang dihasilkan oleh pengembangan fasilitas pengolahan konsentrat atau smelter.
"Kepemilikan saham Freeport lewat BUMN adalah cara terbaik. Jadi hasilnya betul-betul bisa dinikmati negara. Model sebelumnya di mana private sector menikmati divestasi ini justru menyiratkan pesan semacam rent seekers saja," tutur Toto.
Walaupun demikian, Toto mengingatkan pemerintah untuk menghitung secara cermat valuasi yang tepat terkait dengan rencana penambahan porsi kepemilikan saham PTFI. Dia menilai diperlukan diplomasi tingkat tinggi supaya proses ini bisa berjalan mulus dan sesuai dengan keinginan pemerintah.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia sebelumnya menjelaskan pemerintah sedang dalam negosiasi untuk mengakuisisi lebih banyak saham Freeport.
Hal itu didasari oleh kebutuhan negara dalam menjaga produksi mineral dan penghiliran perusahaan tersebut. Terlebih, produksi Freeport diproyeksi mencapai puncaknya pada kisaran 2030—2035.
Atas pertimbangan tersebut, Bahlil mengungkapkan pemerintah juga tengah menjajaki kemungkinan untuk memperpanjang izin usaha pertambanggan khusus (IUPK) Freeport yang akan berakhir pada 2041.
“Apalagi sekarang di Freeport itu, saham [Pemerintah Indonesia] sudah 51%. Jadi dalam negosiasi sekarang, kalau kita bisa tambah lagi [porsi saham pemerintah sebesar] 10%, itu sudah bisa menjadi 60%. Kita lagi meminta kepada Freeport supaya penambahan [saham] itu kalau bisa tidak dihitung valuasinya. Dengan kata lain, kita lagi membicarakan untuk semurah mungkin [mengakuisisi saham PTFI] agar BUMN atau negara bisa mengambil [alih saham Freeport],” ungkapnya, pekan lalu.
Pernyataan Bahlil lantas didukung oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, yang menyatakan pihaknya sudah melakukan perbincangan dengan manajemen Freeport terkait dengan sejumlah hal, salah satunya soal opsi penambahan saham.
"Jika kontrak [IUPK Freeport] sudah selesai, mau diperpanjang, tambah saham pastinya. Tambah saham buat negara supaya pemasukan negara bertambah, masuknya pajak tambah, dan dividen juga bertambah," ungkap Erick, Rabu (3/5/2023).
Bagaimanapun, Vice President Corporate Communication Freeport Indonesia Katri Krisnati menegaskan upaya penambahan saham pemerintah sebesar 10% di PTFI tersebut masih berupa wacana.
“Silakan ditanyakan ke Pak Bahlil [Lahadalia] atau kementerian terkait. Karena kami belum [dapat tindak lanjutnya], masih wacana. Baru pernyataan Pak Bahlil saja. Jadi kami tidak bisa jawab,” tegasnya saat dimintai konfirmasi, Kamis (4/5/2023).
(wdh)