Logo Bloomberg Technoz

Powell Picu Gejolak Kian Hebat, Siap-Siap Rupiah Makin 'Rungkad'

Tim Riset Bloomberg Technoz
19 December 2024 07:35

Ilustrasi Rupiah. (Brent Lewin/Bloomberg)
Ilustrasi Rupiah. (Brent Lewin/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah bersiap menghadapi tekanan lebih buruk lagi dalam perdagangan pasar spot valas hari Kamis ini, usai hasil Pertemuan Terbuka Federal Reserve (FOMC-The Fed) dini hari tadi kian mempersuram prospek kebijakan bunga acuan global ke depan.

Indeks dolar Amerika Serikat (AS) melambung tinggi menjebol level terkuat sejak 2022 di posisi 108,25, melesat sedikitnya 1%. Pada saat yang sama, tingkat imbal hasil Treasury, surat utang AS, juga makin terbang tinggi usai pengumuman FOMC The Fed, di mana yield UST-2Y sudah di 4,35% dan UST-10Y sudah di 4,43%. 

Lanskap itu buruk bagi rupiah yang sudah bertubi-tubi mengalami tekanan besar beberapa hari terakhir dan telah menembus level psikologis Rp16.118/US$ kemarin. Posisi rupiah spot kemarin ditutup di level Rp16.090/US$ usai Bank Indonesia mempertahankan lagi BI rate sesuai ekspektasi pasar dengan pesan yang masih hawkish ke depan.

Level rupiah terlemah pada 30 Juli di Rp16.325/US$ akan menjadi level penting utama yang perlu dicermati para pelaku pasar.

Gejolak pasar keuangan global makin menghebat menyusul reaksi investor terhadap hasil FOMC The Fed. Arus keluar terlihat membesar baik dari pasar surat utang maupun saham.