Pergerakan ini mengguncang indeks dolar hampir 1% lebih tinggi ke level yang belum pernah terjadi sejak 2022 karena dolar AS menguat terhadap mata uang utama. Yen stabil setelah jatuh pada Rabu (18/12/2024), menjelang pertemuan Bank of Japan (BOJ) yang diperkirakan akan mempertahankan suku bunga.
"Kombinasi imbal hasil yang lebih tinggi dan dolar AS yang melonjak akan membuat pasar Asia dibuka 1,5-2% lebih rendah, di mana JPY yang lebih lemah memberikan bantalan untuk meredam kejatuhan di Nikkei," kata Tony Sycamore, analis di IG di Sydney.
Imbal hasil Australia naik pada Kamis pagi, mengikuti aksi jual di Treasury. Sementara imbal hasil Selandia Baru turun karena ekonomi negara tersebut jatuh ke dalam resesi setelah mengalami kontraksi lebih dari yang diperkirakan pada kuartal ketiga.
Terakhir kali S&P 500 mengalami kerugian sebesar itu pada hari keputusan The Fed ialah pada 17 September 2001, saat indeks turun hampir 5%. Indeks ini turun 12% pada 16 Maret 2020, sehari setelah pertemuan darurat The Fed pada akhir pekan selama pandemi.
The Fed memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada Rabu seperti yang diprediksi, tetapi mengeluarkan prakiraan triwulanan yang menunjukkan beberapa pejabat memperkirakan lebih sedikit pemangkasan suku bunga pada tahun 2025 daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Estimasi median menunjukkan suku bunga acuan turun menjadi 3,75% hingga 4% pada akhir tahun depan, setara dengan dua kali pengurangan seperempat poin.
Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan bank sentral akan lebih berhati-hati saat mempertimbangkan penyesuaian lebih lanjut terhadap suku bunga kebijakan. Ia bilang The Fed berkomitmen untuk mencapai target inflasi 2%.
"Kami perlu melihat perkembangan inflasi," katanya. "Kami bergerak cepat untuk sampai di sini, tetapi ke depannya kami bergerak lebih lambat."
Max Gokhman, wakil presiden senior di Franklin Templeton Investment Solutions, menyebut Powell sebagai "elang berbulu merpati."
"Meskipun mengecilkan perlambatan disinflasi baru-baru ini sambil membanggakan kekuatan momentum ekonomi, ia tetap mengisyaratkan tarif tidak akan dianggap sementara dan bahwa perkiraan dua kali pemangkasan untuk tahun 2025 diperlukan karena kebijakan harus tetap ketat," katanya.
Whitney Watson dari Goldman Sachs Asset Management memperkirakan The Fed akan melewatkan penurunan suku bunga pada Januari sebelum melanjutkan pelonggaran pada Maret.
"Meskipun The Fed memilih mengakhiri tahun ini dengan pemotongan ketiga kalinya berturut-turut, resolusi Tahun Barunya tampaknya adalah untuk pelonggaran yang lebih bertahap," kata Watson, global co-head dan co-chief investment officer untuk solusi pendapatan tetap dan likuiditas di perusahaan tersebut.
Di sisi lain, prospek penutupan pemerintah AS muncul kembali. Presiden terpilih Donald Trump mengatakan kepada Fox News bahwa ia "sangat menentang" rancangan undang-undang (RUU) pendanaan pemerintah.
Ia juga mengancam tindakan sementara yang akan membuat pemerintah tetap berjalan hingga pertengahan Maret. Jika RUU tersebut gagal, pemerintah bisa mengalami penutupan sebagian paling cepat pada Sabtu (21/12/2024).
Pemangkasan suku bunga The Fed pada Rabu mendahului serangkaian pengumuman bank sentral dari seluruh dunia. Keputusan suku bunga akan diumumkan pada Kamis di Jepang, Filipina, Taiwan, Inggris, Norwegia, Swedia, dan Meksiko.
Suku bunga Fasilitas Pinjaman Jangka Menengah satu tahun China bisa diumumkan kapan saja hingga 24 Desember.
Pada pasar komoditas, emas turun 2,3% pada Rabu, sementara West Texas Intermediate (WTI), harga minyak AS, naik 0,7% menjadi di atas US$70,50.
(bbn)