Namun, mengapa harga emas malah turun padahal suku bunga juga turun?
Jawabannya adalah apa yang disampaikan Gubernur Jerome ‘Jay ’Powell usai rapat. Dalam konferensi pers, Powell memberi sinyal bahwa laju penurunan suku bunga pada 2025 mungkin tidak bisa terlalu agresif.
“Kami lebih berhati-hati dalam penyesuaian suku bunga ke depan. Suku bunga acuan masih restriktif,” tegas Powell, seperti diwartakan dari Bloomberg News.
Mayoritas ekonom yang disurvei Bloomberg memperkirakan Federal Funds Rate bisa dipangkas 3 kali tahun depan, masing-masing 25 bps. Akan tetapi, dot plot terbaru yang dirilis FOMC memberi indikasi bahwa pemotongannya hanya 2 kali, masing-masing 25 bps menjadi 3,75-4%.
Perkembangan ini membuat investor tidak menjadikan emas sebagai pilihan utama. Bahkan emas malah mengalami tekanan jual.
“Kita melihat pemangkasan yang hawkish. Ini membuat pelaku pasar memilih ambil untung, yang menekan harga emas,” kata Bart Melek, Global Head of Commodity Strategy di TD Securities, juga dikutip dari Bloomberg News.
Analisis Teknikal
Lalu bagaimana prediksi harga emas hari ini? Apakah bisa turun lagi atau malah bangkit berdiri?
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas makin terbenam di zona bearish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 39,07. RSI di bawah 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bearish.
Namun, indikator Stochastic RSI sudah menyentuh angka 0. Paling kecil, sangat jenuh jual (oversold).
Oleh karena itu, ruang kebangkitan harga emas menjadi terbuka. Cermati pivot point di US$ 2.645/troy ons. Jika tertembus, maka target resisten di US$ 2.652-2.671/troy ons akan terkonfirmasi.
Sedangkan target support terdekat adalah US$ 2.564/troy ons. Penembusan di titik ini berisiko menyeret harga emas ke arah US$ 2.537/troy ons.
(aji)